JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono batal mengadakan kunjungan ke Belanda menyusul situasi negeri kincir angin itu yang dianggap tidak kondusif bagi hubungan bilateral kedua negara.
Menurut Presiden, saat ini ada gerakan untuk mengajukan tuntutan persoalan hak asasi manusia di Indonesia saat Presiden berkunjung nanti. "Singkatnya, hari-hari terakhir ada semacam pergerakan di Den Haag yang di dalamnya ada usaha mengajukan tuntutan pengadilan untuk mempermasalahkan persoalan HAM di Indonesia," ujar Presiden di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (5/10/2010) siang.
"Selain itu, bahkan ada wacana untuk menangkap Presiden Indonesia dalam kunjungan itu," ujar Presiden yang sedianya bertolak ke Belanda dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa pukul 13.30.
Menurut Presiden, pihak-pihak yang melakukan gerakan tersebut, di antaranya, organisasi Republik Maluku Selatan atau RMS. "Bukan hanya warga Belanda, tapi juga organisasi yang menamakan diri RMS," kata Presiden.
Dikatakan Presiden, bila kunjungan tetap dilaksanakan, justru akan menimbulkan situasi psikologis yang tidak baik. Apalagi, dalam hal ini Presiden diundang Ratu Belanda.
"Kalau sampai digelar pengadilan saat saya berkunjung ke sana, itu menyangkut harga diri kita sebagai bangsa. Oleh karenanya, saya memutuskan menunda kunjungan ini," ujar Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.