JAKARTA, KOMPAS.com - Renovasi makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur dianggap sebagai sebuah bentuk penghormatan yang wajar. Biaya renovasi yang mencapai Rp 180 miliar pun seharusnya bisa dimaksimalkan untuk menghormati Gus Dur sebagai Bapak Bangsa.
Demikian disampaikan Anggota DPR RI dari fraksi Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsudin, Rabu (22/9/2010), di Gedung DPR RI, Jakarta.
"Rencana renovasi ini tentunya bukan masalah pantas atau tidak kalau jumlahnya perlu sekian yah tidak apa-apa," ujarnya kepada Kompas.com.
Tapi kalau ada efisiensi, lanjut Didi, itu akan lebih baik lagi tanpa mengurangi penghormatan kepada Gus Dur sebagai tokoh bangsa. Apakah dengan demikian dana renovasi ini dianggap terlalu besar sehingga perlu diefisienkan?
"Saya tidak bilang begitu. Tidak masalah jumlahnya asal dimanfaatkan maksimal," ujarnya.
Didi meminta renovasi ini jangan sampai dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang mengambil celah dalam proyek pemerintah ini. "Kalau dia memanfaatkan, ini sudah menodai suatu dosa bersama kepada Bapak pluralisme yang kita semua hormati sebagai tokoh bangsa," ujarnya.
Didi juga menganjurkan pemerintah untuk membangun sebuah culture center dan pusat kajian yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran yang plural.
Sebelumnya, Ponpes Tebu Ireng merencanakan renovasi makam Gus Dur dengan biaya Rp 180 miliar. Dana itu berasal dari kas pemerintah pusat, provinsi, dan Kota Jombang. Menurut rencana pemerintah akan menambahkan fasilitas yang direncanakan yakni tempat parkir, kamar mandi, merchandising, perpustakaan, serta pagar di sekitar makam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.