JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Pemerintah Indonesia membangun infrastruktur di sekitar kawasan makam mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, bukan untuk mengultus-individukan almarhum Gus Dur. Makam Gus Dur tidak diapa-apakan, tetapi hanya akan dirapikan.
Sebaliknya, pemerintah ingin menghormati dua pahlawan yang dimakamkan kompleks pesantren tersebut, yaitu KH Wahid Hasyim dan KH Hasyim Asy'ari. Pemerintah juga ingin memberikan kemudahan bagi pengunjung yang akan berziarah ke makam almarhum Gus Dur dan juga kepada ayah dan kakeknya tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahtaraan Rakyat Indroyono Soesilo kepada pers saat ditanya seusai dipanggil Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (21/9/2010).
"Tidak, tidak ada tujuan mengultuskan Gus Dur. Kita ingin menghormati dua pahlawan yang ada di situ, yaitu KH Wahid Hasyim dan KH Hasyim Asy'ari. Kalau nanti usulan Gus Dur sebagai pahlawan diterima pemerintah, kan, berarti di situ ada tiga pahlawan," tandasnya.
Menurut Indroyono, kawasan kompleks pemakaman Gus Dur merupakan tempat kawasan religi yang setiap minggunya didatangi peziarah sampai 3.000 orang. "Oleh karena itu, pemerintah akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para peziarahnya. Misalnya, memperbaiki jalannya atau membangun toilet atau menyediakan tempat untuk berjualan cinderamata dan sebagainya," tambahnya.
Indroyono mengakui, ide membangun infrastruktur di kawasan sekitar makam Gus Dur sudah muncul sejak awal tahun ini. Rencana tersebut kemudian dibicarakan bersama antara pemerintah pusat (Kantor Menko Kesra), Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Jombang.
"Keluarga Gus Dur sudah menyetujui rencana tersebut. Bahkan, keluarga berpesan agar makam Gus Dur tidak perlu dibangun lagi. Pemerintah hanya akan merapikannya," lanjut Indroyono.
Sebelumnya, dalam keterangan di Kantor Presiden, Senin kemarin, Menko Kesra Agung Laksono yang didampingi Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui rencana pembangunan infrastruktur di kawasan makam tersebut. Agung juga mengaku, sesuai dengan permintaan keluarga, makam Gus Dur hanya akan dirapikan.
Menurut Indroyono, biaya pembangunan infrastruktur di kawasan makam Gus Dur tersebut akan ditanggung bersama oleh tiga pemerintah. "Ada yang semula mengusulkan biaya Rp 180 miliar. Akan tetapi, ada juga yang mengusulkan biayanya sampai Rp 200 miliar. Kami akan membahasnya lagi," ujar Indroyono.
Untuk tahap pertama, lanjut Indroyono, pemerintah hanya akan membangunnya secara bertahap dengan mengucurkan dana Rp 10 miliar-Rp 12 miliar terkait pembangunan infrastruktur di kawasan itu. "Kita akan berkoordinasi dulu dengan Menteri Pekerjaan Umum mengenai tahapan awal pembangunan selama tahun 2010 ini," lanjut Indroyono lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.