Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tak Berniat Kultuskan Gus Dur

Kompas.com - 21/09/2010, 21:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana Pemerintah Indonesia membangun infrastruktur di sekitar kawasan makam mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, bukan untuk mengultus-individukan almarhum Gus Dur. Makam Gus Dur tidak diapa-apakan, tetapi hanya akan dirapikan.

Sebaliknya, pemerintah ingin menghormati dua pahlawan yang dimakamkan kompleks pesantren tersebut, yaitu KH Wahid Hasyim dan KH Hasyim Asy'ari. Pemerintah juga ingin memberikan kemudahan bagi pengunjung yang akan berziarah ke makam almarhum Gus Dur dan juga kepada ayah dan kakeknya tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahtaraan Rakyat Indroyono Soesilo kepada pers saat ditanya seusai dipanggil Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (21/9/2010).

"Tidak, tidak ada tujuan mengultuskan Gus Dur. Kita ingin menghormati dua pahlawan yang ada di situ, yaitu KH Wahid Hasyim dan KH Hasyim Asy'ari. Kalau nanti usulan Gus Dur sebagai pahlawan diterima pemerintah, kan, berarti di situ ada tiga pahlawan," tandasnya.

Menurut Indroyono, kawasan kompleks pemakaman Gus Dur merupakan tempat kawasan religi yang setiap minggunya didatangi peziarah sampai 3.000 orang. "Oleh karena itu, pemerintah akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para peziarahnya. Misalnya, memperbaiki jalannya atau membangun toilet atau menyediakan tempat untuk berjualan cinderamata dan sebagainya," tambahnya.

Indroyono mengakui, ide membangun infrastruktur di kawasan sekitar makam Gus Dur sudah muncul sejak awal tahun ini. Rencana tersebut kemudian dibicarakan bersama antara pemerintah pusat (Kantor Menko Kesra), Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Jombang.

"Keluarga Gus Dur sudah menyetujui rencana tersebut. Bahkan, keluarga berpesan agar makam Gus Dur tidak perlu dibangun lagi. Pemerintah hanya akan merapikannya," lanjut Indroyono.

Sebelumnya, dalam keterangan di Kantor Presiden, Senin kemarin, Menko Kesra Agung Laksono yang didampingi Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyetujui rencana pembangunan infrastruktur di kawasan  makam tersebut. Agung juga mengaku, sesuai dengan permintaan keluarga, makam Gus Dur hanya akan dirapikan.

Menurut Indroyono, biaya pembangunan infrastruktur di kawasan makam Gus Dur tersebut akan ditanggung bersama oleh tiga pemerintah. "Ada yang semula mengusulkan biaya Rp 180 miliar. Akan tetapi, ada juga yang mengusulkan biayanya sampai Rp 200 miliar. Kami akan membahasnya lagi," ujar Indroyono.

Untuk tahap pertama, lanjut Indroyono, pemerintah hanya akan membangunnya secara bertahap dengan mengucurkan dana Rp 10 miliar-Rp 12 miliar terkait pembangunan infrastruktur di kawasan itu. "Kita akan berkoordinasi dulu dengan Menteri Pekerjaan Umum mengenai tahapan awal pembangunan selama tahun 2010 ini," lanjut Indroyono lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com