Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tito: Unit Densus 88 Ambon Dibubarkan

Kompas.com - 15/09/2010, 08:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Brigadir Jenderal (Pol) Tito Karnavian, komandan pasukan elite kontraterorisme Detasemen Khusus (Densus) 88 di Ambon, mengatakan, Densus 88 yang dituduh melakukan kebrutalan terhadap tahanan separatis akan dibubarkan.

Menurut Tito, sebagaimana dilaporkan laman internet harian Australia, The Sydney Morning Herald, Selasa (14/9/2010), kehadiran Densus 88 di Provinsi Maluku tidak diperlukan. "Detasemen 88 Ambon akan dibubarkan segera," katanya, sebagaimana dikutip Herald.

Keputusan tersebut muncul setelah investigasi harian itu yang melaporkan adanya pelanggaran serius terhadap tahanan politik di provinsi itu oleh anggota Densus 88 bulan lalu.

Sehari sebelumnya, harian itu melaporkan tuduhan dari sekelompok orang yang ditangkap bulan lalu dan dibawa ke markas besar Densus 88 Ambon. Mereka mengatakan dipukuli sampai seminggu, kepalanya ditutup plastik yang membuat mereka sesak napas, ditusuk dengan paku, disundut puntung rokok yang masih menyala, diperintahkan makan cabe mentah, serta dipaksa berpelukan dan berciuman.

Dua anggota kelompok separatis yang ditangkap menjelang kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono awal Agustus 2010 itu harus dirawat di rumah sakit akibat penyiksaan tersebut.

Laporan harian itu juga mengungkapkan bahwa Kedutaan Besar Australia di Jakarta telah mengirim seorang pejabat untuk menyelidiki pelanggaran tersebut dan Amerika Serikat telah memasukkan ke dalam daftar hitam anggota Densus 88 yang berbasis di Ambon.

Namun, kantor Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Selasa, membantah laporan tersebut. "Laporan itu tidak benar, " kata Jenny Dee, pejabat penerangan Kedubes Australia di Jakarta, Selasa malam.

Tito Karnavian menyangkal ada masalah sistemik terkait pemakaian kekerasan berlebihan dalam Densus 88. Dia mengatakan, tuduhan baru tentang pelanggaran di Maluku dapat diselidiki otoritas lokal, atau mungkin, menjadi urusan internal Densus 88.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Minta Pembangunan Infrastruktur IKN Dipercepat, Jokowi: Kita Dikejar Investor

    Minta Pembangunan Infrastruktur IKN Dipercepat, Jokowi: Kita Dikejar Investor

    Nasional
    Pilkada 2024 Dipercepat, Ide 'Coba-coba' Pemerintah Tanpa Situasi Genting

    Pilkada 2024 Dipercepat, Ide "Coba-coba" Pemerintah Tanpa Situasi Genting

    Nasional
    Hari Kedua di IKN, Jokowi Akan Tinjau Pembangunan Kantor Presiden

    Hari Kedua di IKN, Jokowi Akan Tinjau Pembangunan Kantor Presiden

    Nasional
    Bawaslu Ungkap Sebab dan Motif ASN Kerap Tak Netral dalam Pemilu, Apa Saja?

    Bawaslu Ungkap Sebab dan Motif ASN Kerap Tak Netral dalam Pemilu, Apa Saja?

    Nasional
    Data Intelijen Jokowi, Kritik BRIN, dan Sinyal Kerenggangan dengan Megawati

    Data Intelijen Jokowi, Kritik BRIN, dan Sinyal Kerenggangan dengan Megawati

    Nasional
    BRIN Sebut Jokowi Melanggar Demokrasi Jika Parpol Jadi Target Intelijen

    BRIN Sebut Jokowi Melanggar Demokrasi Jika Parpol Jadi Target Intelijen

    Nasional
    BRIN Sebut Relasi Presiden-Intelijen Masih Penuh Problematika

    BRIN Sebut Relasi Presiden-Intelijen Masih Penuh Problematika

    Nasional
    Fasilitasi Perwira TNI Bertemu Tahanan Korupsi, Wakil Ketua KPK: Saya Dipecat Enggak Masalah

    Fasilitasi Perwira TNI Bertemu Tahanan Korupsi, Wakil Ketua KPK: Saya Dipecat Enggak Masalah

    Nasional
    Jokowi Pegang 'Rahasia Dapur' Parpol, BRIN: Menciptakan 'Politic of Fear'

    Jokowi Pegang "Rahasia Dapur" Parpol, BRIN: Menciptakan "Politic of Fear"

    Nasional
    Jokowi Dinilai Lakukan Intelijen Politik saat Kantongi 'Rahasia' Parpol

    Jokowi Dinilai Lakukan Intelijen Politik saat Kantongi "Rahasia" Parpol

    Nasional
    Prabowo, Gosip Politik, dan Pilpres 2024

    Prabowo, Gosip Politik, dan Pilpres 2024

    Nasional
    AHY Tak Mau Berandai-andai PDI-P Bergabung ke Koalisi Pengusung Prabowo

    AHY Tak Mau Berandai-andai PDI-P Bergabung ke Koalisi Pengusung Prabowo

    Nasional
    Jika Jadi Cawapres, Mahfud Diyakini Mampu Dongkrak Elektabilitas Ganjar di Kalangan NU

    Jika Jadi Cawapres, Mahfud Diyakini Mampu Dongkrak Elektabilitas Ganjar di Kalangan NU

    Nasional
    Klarifikasi Lengkap Prabowo dan Kementan soal Isu 'Tampar dan Cekik' Wamen Kabinet Jokowi

    Klarifikasi Lengkap Prabowo dan Kementan soal Isu "Tampar dan Cekik" Wamen Kabinet Jokowi

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Rumor Tak Sedap Terpa Prabowo | Jokowi 2 Kali Kunker Tak Pakai Pesawat Kepresidenan

    [POPULER NASIONAL] Rumor Tak Sedap Terpa Prabowo | Jokowi 2 Kali Kunker Tak Pakai Pesawat Kepresidenan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com