Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RRI Milik Publik Setelah 65 Tahun

Kompas.com - 13/09/2010, 05:48 WIB

Oleh Petrus Suryadi Sutrisno *)

Usia Radio Republik Indonesia (RRI) tanggal 11 September 2010 genap mencapai 65 tahun. Usia RRI hampir sama tuanya dengan umur Negara Kesatuan RI yang hanya berbeda 24 hari. Suatu usia sebuah organisasi RRI yang telah cukup lanjut seiring dengan perjalanan sejarah dan dinamika negerinya.

Dalam kurun waktu selama itu jugalah RRI ikut serta dalam pasang surutnya negeri ini tanpa pernah absen dan selalu menyertai panggilan tugas sejarahnya dari masa ke masa sejak masa menegakkan kemerdekaan NKRI, mempertahankankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan mengarungi masa Orde Lama (Orla), Orde Baru (Orba) serta sampai pada Era Reformasi saat ini.

Dari sisi dinamika media yang diyakini oleh Karen Siune dan Wolfgang Truetzschler tahun 1992, maka dinamika dan perkembangan RRI sebagai media elektronik sedikit banyak akan mengekspresikan juga dinamika dan perkembangan masyarakat dan negeri Indonesia di mana RRI itu hidup dan berkembang mengikuti dinamika masyarakatnya sendiri.

Teori reflektif media yang diusung Denis McQuail pada 1986 makin memperkuat dugaan bahwa dinamika dan perkembangan RRI sebagai media massa sekaligus juga merefleksikan dinamika dan perkembangan kehidupan sosial masyarakat negeri Indonesia secara keseluruhan.

Pertanyaannnya adalah bagaimanakah wujud dari dinamika dan perkembangan RRI yang demikian monumental atau mengemuka dalam perjalanan sejarah negeri Indonesia ? Dinamika dan perkembangan dalam RRI yang bisa dicatat adalah adanya perubahan yang amat fundamental atas jatidiri dan peran media RRI dalam tataran sejarah media massa di Indonesia, yaitu eksistensi RRI saat ini sebagai Lembaga Penyiaran Publik.

RRI yang lahir, tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan negerinya sendiri merupakan indikator dari dinamika dan perkembangan masyarakatnya sendiri. Pertumbuhan masyarakat terefleksikan pada pertumbuhan media RRI. Namun betapapun daya refleksi media RRI dan masyarakat, tetap saja gambaran refleksi dinamika dan pertumbuhan media RRI dan masyarakat tidak selalu bisa pas, tidak kurang dan tidak lebih, atau sama dan sebangun.

Pada suatu periode sejarah 65 tahun RRI tercatat, perkembangan masyarakat dari sisi stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi masyarakat negeri Indonesia yang begitu pesat dan menakjubkan serta membawa Indonesia pada predikat Masyarakat Ekonomi Baru di kawasan Asia. Namun pertumbuhan ekonomi dan masyarakat yang demikian ternyata tidak terefleksikan secara liniair pada dinamika media RRI pada saat itu.

Dinamika media RRI dalam konsepsi Karen Siune dan Wolfgang Truetzschler tidak atau belum berjalan seiring dengan dinamika pertumbuhan masyarakat ekonominya sendiri, bahkan tertinggal. Fakta sejarah RRI sendiri pada era Orla dan Orba bahkan jika ditarik mundur ke belakang sejak era perjuangan-kemerdekaan RI sesuai dengan elan perjuangannya  cenderung untuk menyebut RRI sebagai “corong pemerintah RI” karena memang RRI berperan sebagai bagian dari diri pemerintah NKRI.

Juga terdapat suatu era di mana RRI harus menyebarluaskan pernyataan Proklamasi Kemerdekaan RI dari Tugu Proklamasi Jakarta. Sementara itu, RRI juga harus terus menerus menggemakan di udara pekik kemerdekaan dari mulai medan perjuangan Bandung Lautan Api sampai Pekik Merdeka atau Mati Arek-arek Surabaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com