Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Malaysia Lakukan Kesalahan

Kompas.com - 02/09/2010, 15:32 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Malaysia, Kamis (2/9/2010), mengatakan, sengketa perbatasan maritimnya yang berlarut-larut dengan Indonesia, yang mencuat lagi baru-baru ini dan memicu kemarahan, bisa berakhir di Mahkamah Internasional.

Deputi Menteri Luar Negeri Malaysia Richard Riot mengatakan, kedua negara keliru dalam insiden terbaru, yaitu saat Indonesia menangkap nelayan Malaysia dan Malaysia menahan pejabat Indonesia. Riot mengatakan, kedua negara telah bertemu secara teratur untuk mencoba menyelesaikan sengketa perbatasan maritim, tetapi hingga kini belum mencapai kesepakatan soal demarkasi.

"Saya tidak berpikir itu akan selesai cepat. Setelah 16 kali rapat, belum juga terselesaikan. Jadi, saya pikir tidak bisa diselesaikan secepat itu," kata Riot kepada AFP. "Jika itu sampai buntu, Mahkamah Internasional akan menjadi tempat di mana klaim diselesaikan, sebagai upaya terakhir," katanya. Ia merujuk ke pengadilan tinggi PBB di Den Haag.

Bulan lalu, tujuh nelayan Malaysia ditahan di perairan yang disengketakan di selatan Malaysia oleh pihak berwenang Indonesia yang menuduh mereka telah melintasi perbatasan. Sementara Malaysia menahan tiga pejabat Indonesia juga dengan tuduhan lintas batas. Semua mereka yang ditahan, yaitu para nelayan Malaysia dan pejabat Indonesia, telah dibebaskan, tetapi insiden tersebut telah memicu respons marah di Indonesia.

Riot mengatakan, sengketa terbaru itu merupakan hasil dari "kesalahan" kedua belah pihak. "Kedua belah pihak salah. Mereka datang ke perairan kami untuk menarik nelayan kami dan kami menghentikan mereka di perairan mereka, sementara mereka menarik nelayan kami ke Indonesia. Kami sama-sama membuat kesalahan, tapi kita harus terus berupaya," kata dia.

Wakil Menteri itu mengatakan, kedua negara akan bertemu lagi pada tanggal 6 September di Malaysia untuk mencoba menenangkan emosi dan mencari cara untuk melanjutkan pekerjaan. "Meskipun protes di Indonesia, kami tidak akan mengeluarkan travel advisory karena segala sesuatunya sudah tenang dan ini hanya sekelompok kecil yang memicu hal itu," katanya tentang aksi protes di Jakarta.

"Kami ingin berhubungan baik dengan Indonesia, kami tidak bisa membiarkan hal-hal berkembang di luar kendali," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com