Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tokek Mahal Harganya?

Kompas.com - 31/08/2010, 00:08 WIB

KOMPAS.com Tokek, hewan reptil yang suaranya sering muncul di rumah, kebun, gedung, atau bahkan hutan itu kini harganya makin mahal. Tokek berkaki empat mirip cicak itu lebih sering dijumpai di rumah dan kini makin mudah diperoleh di pasaran untuk berbagai keperluan.

Apa yang menjadikan tokek mahal harganya? Hal itu ternyata bukan karena suaranya yang sering bunyi tanpa diduga dan berulang-ulang satu periode, tetapi lebih pada kandungan dari tokek itu sendiri, yang otomatis untuk memanfaatkannya harus disembelih atau dimatikan.

Tokek rumah atau cicak besar bernama latin Gekko gecko dikenal di beberapa tempat dengan sebutan berbeda, misalnya tekek atau tokek, (Jawa), tokok (Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (Inggris).

Tokek rumah memiliki bintil besar-besar di punggungnya dengan warna berbeda-beda dan hal ini satu di antara pembeda jika dibandingkan dengan cicak kecil. Warnanya  bermacam-macam, dari warna abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga.

Adapun warna perut tokek abu-abu biru keputihan atau kekuningan dan ekornya juga memiliki enam baris bintil belang-belang. Di bagian jari-jari kakinya terdapat bantalan pengisap sehingga ia bisa lengket di dinding tembok atau pohon.

Tokek menjadi mahal dan dicari orang karena konon bisa menyembuhkan orang yang mengidap HIV atau AIDS. Penyakit mematikan itu menyerang sistem imun tubuh dan belum ada obat medis yang mampu mengatasinya. Oleh sebab itu, ramuan tradisional dari tokek dipercaya sebagai ramuan paling mujarab untuk hal itu.

Bagian lidah tokek dan darahnya dikabarkan mengandung zat yang bisa melawan virus HIV. Tokek yang memiliki khasiat itu adalah tokek berbobot lebih dari 3 ons dan dalam keadaan hidup.

Selain lidah, empedu tokek konon juga mujarab untuk pengobatan orang yang mengidap AIDS. Kabar beginilah yang membuat orang harus membelinya dengan harga mahal demi menyelamatkan nyawanya.

Bagian empedu tokek juga mengandung senyawa anti-tumor dan kanker sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh.

Adapun sejak zaman nenek moyang, daging tokek secara keseluruhan bisa menyembuhkan berbagai penyakit gatal. Banyak orang memberikan kesaksian bahwa penyakit kulit gatal-gatal bisa sembuh dengan tokek yang dibakar atau digoreng.

Harga tokek bervariasi tergantung berat badan dan usia tokek itu sendiri. Lokasi khusus penjualan tokek ada di beberapa daerah, seperti Jakarta, Batam, Banjarmasin, Makassar, Pontianak, Surabaya, dan Solo serta kota lainnya.

Di Pasar Jatinegara, Jakarta, juga terdapat pasar hewan yang menyediakan berbagai macam satwa, dan langka sekalipun, dengan harga murah.

Harga tokek dengan berat badan kurang dari 1,5 ons masih pada kisaran Rp 200.000. Namun, bila sudah besar, sekitar 2 ons, dan sudah tua, maka harganya bisa mencapai Rp 5 juta.

Jika nasib mujur, maka penjual bisa melepas tokek seberat lebih dari 3 ons atau 4 ons dengan harga Rp 100 juta. Harganya akan lebih mahal lagi jika sudah mencapai 1 kilogram dan dibeli langsung dari pembeli Korea, China, atau Malaysia. Harganya bisa lebih dari Rp 200 juta.

Tokek raksasa yang pernah ditemukan di pedalaman Kalimantan memiliki berat hingga 64 kilogram dan terjual dengan harga Rp 179 miliar, dibeli oleh pengusaha Korea melalui orang Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com