Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Cukup Pakai Diplomasi "Textbook"

Kompas.com - 26/08/2010, 15:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Paula Sinjal menilai diplomasi terkait perbatasan Republik Indonesia dengan negara lain yang dilaksanakan Kementerian Luar Negeri belum maksimal.

"Akibatnya, kedaulatan kita sering terciderai. Semestinya, jangan terlalu 'textbook diplomacy', tetapi juga butuh ketegasan dengan banyak menggunakan prinsip-prinsip yang telah kita anut berdasarkan sejarah sebagai bangsa yang bebas dan merdeka serta berdaulat. Jika tidak, kita akan terus dibuat pusing oleh Malaysia," katanya di Jakarta, Kamis (26/8/2010).

Ia mengatakan itu terkait kasus penahanan tiga aparat Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) RI oleh Polisi Air Malaysia karena menangkap tujuh nelayan Malaysia. Nelayan Malaysia telah memasuki wilayah perairan Indonesia di dekat Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) untuk mencuri ikan.

"Penjelasan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Dubes RI untuk Malaysia Da'i Bachtiar dan Konsul Jenderal (Konjen) RI di Johor, Malaysia di depan Rapat Komisi I DPR RI, Rabu (25/8/2010) kemarin, belum memuaskan publik. Masih ada yang tersembunyi, utamanya mengenai kinerja membangun citra Indonesia melalui pengawalan ketat wilayah kedaulatan serta martabat kita," katanya.

Penelusuran Tuntas Saat ini, menurut Paula Sinjal, diperlukan upaya penelusuran tuntas oleh Pemerintah RI atas insiden tersebut. "Apalagi telah ada petunjuk kuat, para petugas resmi negara kita diborgol, dipakaikan baju penjara dan dijebloskan ke sel tahanan. Ini ’kan pelecehan. Mereka mungkin baik-baik saja, tetapi proses interogasi oleh kepolisian Malaysia, menunjukkan petugas kita disamakan dengan TKI ilegal atau penyelundup narkoba atau bahkan teroris," ujarnya.

Paula Sinjal meyakini adanya tindak kekerasan dan penyiksaan dalam format tertentu atau terbatas atas tiga petugas KKP ini berdasarkan informasi-informasi sejumlah jaringan yang cukup akurat, sehingga mengakibatkan ada salah satu petugas mengalami luka.

"Kita jangan berbicara terlalu permisif atau melembutkan hal yang keras, hanya untuk sesuatu yang tidak benar. Yang pasti, ada penangkapan, penyiksaan dan perlakuan tidak wajar dialami oleh tiga petugas KKP yang sedang menjalankan tugas mengamankan laut Indonesia. Itu dilakukan oleh aparat polisi negara asing di wilayah perairan kita. Ini kan pelecehan," katanya.

Ia juga mengungkapkan, Polisi Air Malaysia memang menganiaya petugas KKP dan kemudian menyandera mereka untuk ditukar dengan tujuh nelayan Malaysia yang tertangkap sedang mencuri ikan di perairan Indonesia. Hal ini, menurut dia, bukan baru satu kali saja terjadi, tetapi terus berulang serta berlaku di hal-hal lain, utamanya juga penindasan TKI. "Semua peristiwa yang sudah menumpuk ini, sekali lagi menurut hemat saya telah menciderai arti kedaulatan NKRI," katanya.

Ia juga menyayangkan, karena sudah jelas, warga negara Malaysia secara terang-terangan mencuri ikan di perairan yang notabene (de facto) wilayah NKRI dan itu merupakan tindak pelanggaran kedaulatan, sehingga seharusnya ada tindakan hukum tegas bagi pelanggarnya, ternyata tidak diapa-apakan.

"Malah dibebaskan tanpa syarat. Sebaliknya, petugas resmi negara RI yang menegakkan kedaulatan di wilayah kedaulatannya, ditangkap pihak asing dan diperlakukan secara tidak wajar. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tawar kita sebagai bangsa yang berdaulat akan semakin kurang diperhitungkan," ujarnya.

Paula Sinjal mempertanyakan, akankah sikap dan tindakan terus begini serta mau seterusnya kedaulatan Indonesia dilecehkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

    Nasional
    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

    Nasional
    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

    PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

    Nasional
    Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

    Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

    DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

    Nasional
    Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

    Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

    Nasional
    Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

    Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

    Nasional
    Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

    Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

    Nasional
    Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

    Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

    Nasional
    Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

    Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

    Nasional
    Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

    Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

    Nasional
    PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

    PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

    Nasional
    Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

    Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

    Nasional
    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com