JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa menilai ancaman pemberlakuan travel advisory bagi warga Malaysia yang akan berkunjung ke Indonesia sebagai sikap Malaysia yang berlebihan dan bernuansa provokatif.
"Tindakan itu sangat berlebihan. Kita berharap Malaysia tidak melakukan tindakan provokatif," Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa kepada wartawan di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Kamis (26/8/2010).
Menurut Saan, Malaysia sebaiknya tidak melakukan tindakan provokasi terkait dengan memburuknya hubungan kedua negara setelah insiden pelanggaran wilayah perbatasan yang dilakukan oleh polisi Diraja Malaysia, 14 Agustus.
Sebelumnya, Menlu Malaysia Anifah Aman menyatakan, jika perlu akan mengeluarkan travel advisory terkait dengan kian maraknya aksi demo yang dilakukan masyarakat Indonesia terhadap kedutaan maupun konsulat negara itu. Anifah memperingatkan, pihak Malaysia tidak akan menoleransi lebih lama lagi jika aksi terus berlangsung.
Saan menjelaskan, penyelesaian diplomatik atas insiden tersebut harus dikedepankan agar keadaan tidak semakin memburuk. Akan tetapi, kata dia, Malaysia juga harus menghormati kedaulatan wilayah Indonesia dengan tidak memancing-mancing ketegangan di kawasan Tanjung Berikat, Pulau Bintan, di Provinsi Kepulauan Riau tersebut.
Ketika ditanya tindakan yang harus diambil Pemerintah Indonesia, Saan mendesak Kementerian Luar Negeri bertindak lebih tegas dari apa yang telah dilakukan saat ini.
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR Sutan Batoeghana menyatakan tidak setuju kalau masyarakat Indonesia langsung mengancam untuk perang dengan Malaysia. Menurut dia, terlalu berlebihan kalau ada unsur masyarakat yang menuntut pemerintah untuk menyatakan perang dengan negara tetangga itu.
Batoeghana menyatakan, masih banyak pilihan lain selain perang yang bisa dilakukan, termasuk dengan meningkatkan diplomasi ke arah yang lebih tegas. "Jangan sedikit-sedikit perang. Tidak semudah itu untuk mengambil keputusan perang," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.