Jakarta, Kompas -
”Jangan terlena dengan banyaknya sumber daya alam dan energi yang tersedia. Kita akan memanfaatkan energi nuklir semaksimal mungkin,” kata Wakil Presiden Boediono saat menjawab pertanyaan peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLIV Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (19/8).
Dalam acara pembekalan oleh Wapres Boediono itu hadir Menko Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto; Gubernur Lemhannas Muladi; serta 100 peserta PPRA Lemhannas.
Sebelumnya, seorang peserta menanyakan tindak lanjut pembangunan reaktor nuklir di Indonesia. Wapres Boediono pada 12-13 April lalu mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri Nuclear Security Summit di Washington DC, Amerika Serikat.
”Ini (nuklir) adalah teknologi yang tidak bisa tidak harus dikuasai. Karena itu, penguasaannya jangan sampai dilewatkan begitu saja. Ke depan, itu (pemakaiannya) sangat jelas,” tambah Wapres.
Menurut dia, di sejumlah negara maju, kebangkitan kembali reaktor nuklir sudah terlihat. ”Risiko itu tetap ada. Dalam hidup ini, semua berisiko, mulai dari batu bara dan juga gas. Jadi, masalah reaktor nuklir harus dipelajari dengan benar-benar,” katanya.
Wapres menambahkan, energi nuklir memang mahal, tapi pembiayaannya bisa murah jika teknologinya dikuasai.
Tentang kapan waktunya reaktor nuklir untuk penyediaan energi direalisasikan, Wapres Boediono menjawab, ”Saya akan melihatnya sejalan perkembangan beberapa tahun ke depan. Namun, intinya, kita harus melakukan ini dengan memperkuat kemampuan kita sendiri dulu.”
Boediono mengakui, waktunya tidak bisa ditentukan pasti. ”Namun, kita akan berusaha sampai suatu saat kita sepakati bersama lokasinya, kita akan bangun reaktor nuklir untuk tujuan pembangkit listrik. Ini adalah cita-cita yang akan kita teruskan.”