Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tak Singgung Ledakan Tabung Gas

Kompas.com - 16/08/2010, 09:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Maraknya ledakan tabung gas 3 kilogram yang masih menjadi masalah di seluruh Nusantara dan sudah menelan ratusan korban jiwa ternyata tak mendapat atensi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraan yang beliau sampaikan pada Senin (16/8/2010) pagi.

Dalam salinan pidato kenegaraan yang diterima Kompas pagi ini, Presiden lebih banyak menyinggung hal-hal yang paralel dengan klaim keberhasilannya dalam memimpin negara Indonesia. Misalnya, ia mengangkat pelaksanaan proses reformasi gelombang pertama yang menurut Presiden telah dapat dilewati meskipun harus melalui tantangan dan persoalan berat.

Lalu, ia juga menyinggung pelaksanaan pemberantasan korupsi. Presiden memandang proses itu telah dilakukan secara sistemik berkesinambungan dan tanpa pandang bulu. Ia pun menggarisbawahi pemberantasan mafia hukum yang saat ini telah berjalan. Ia menekankan, pemberantasan korupsi menjadi prioritas dan efektivitasnya harus makin ditingkatkan.

Sementara itu, di bidang ekonomi, Presiden mengungkapkan data pertumbuhan ekonomi, yang sebelumnya minus 13 persen tahun 1998, menjadi 6 persen pada tahun 2008. Bahkan, saat dunia mengalami kontraksi pertumbuhan, ekonomi Indonesia justru tumbuh 6 persen tahun 2008 dan bertambah 4,5 persen tahun 2009. Angka ini diklaim Presiden sebagai pertumbuhan tertinggi di antara negara-negara G20, setelah Tiongkok dan India.

Selanjutnya, Presiden pun mengungkapkan prinsip pembangunan untuk semua. Inti prinsip ini adalah tidak ada gunanya pertumbuhan jika jurang antara si kaya dan si miskin semakin melebar. Dalam kaitan ini, Presiden mengaku, pemerintah telah melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tujuan bisa menyentuh langsung masyarakat kelas bawah.

Khusus terhadap demokrasi yang sedang dijalankan sekarang ini, Presiden menyinggung tentang pelaksanaan demokrasi dalam konteks politik yang khas bahwa dalam sistem presidensial yang dianut, demokrasi berkembang di atas landasan multipartai. Presiden menganggap ini tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Pada bagian akhir pidatonya, Presiden secara panjang lebar menjelaskan peranan Indonesia dalam memelopori penyelamatan bumi dari perubahan iklim serta soal politik bebas aktif dan transformatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

    Nasional
    TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

    TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

    Nasional
    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

    Nasional
    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

    Nasional
    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

    Nasional
    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

    Nasional
    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

    Nasional
    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

    Nasional
    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

    Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

    Nasional
    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

    Nasional
    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

    Nasional
    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

    Nasional
    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com