Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Terpaksa Tidur di Ladang

Kompas.com - 19/07/2010, 22:27 WIB

TEMANGGUNG, KOMPAS.com — Sejumlah petani di Temanggung, Jawa Tengah, terpaksa bermalam di ladang untuk mencegah pencurian cabai menyusul melambungnya harga komoditas itu akhir-akhir ini.

Seorang petani warga Dusun Pikatan, Desa Mudal, Marsudi, di Temanggung, Senin, mengatakan, setiap malam sekitar pukul 19.00 WIB mulai menjaga ladangnya.

"Sebelumnya, kami tidak merasa khawatir. Namun, karena harga cabai melambung, kami harus menjaganya setiap malam hingga pagi hari," katanya, Senin (19/7/2010).

Berbekal tiga lampu senter, makanan, dan minuman, Marsudi mengawasi lahan cabai bersama seorang adik iparnya, Muhammad Sodikin.

Setiap setengah jam sekali, dia bersama Sodikin mengitari perkebunan cabai seluas 4.000 meter persegi itu.

Ia mengatakan, di daerah lain telah terjadi pencurian cabai di ladang dengan melambungnya harga komoditas itu. Untuk itu, dia harus selalu waspada terhadap pencuri, apalagi cabainya yang mulai memerah.

Selain perbekalan tersebut, dia juga membawa potongan kayu untuk mengantisipasi adanya tindak kejahatan yang kemungkinan terjadi setiap saat.

"Saya bawa kayu ini kalau ada pencuri menyerang," ujarnya, sambil menunjukkan potongan kayu mirip pentungan tersebut.

Untuk mendukung kegiatannya tersebut, Marsudi membuat gubuk di tengah perkebunan cabai. Di gubuk tersebut tersedia satu ranjang lengkap dengan karpet dan beberapa peralatan pertanian.

"Kalau pagi hingga siang hari, istri saya yang menjaganya. Kemudian gantian saya lagi, begitu setiap hari karena sudah menjelang panen," katanya.

Petani yang lain, Purnomo, warga Parakan, juga melakukan hal serupa setiap malam. Ia mengatakan, kegiatan menjaga ladang cabai dilakukannya karena dia tidak ingin cabainya dipanen pencuri seperti pada musim cabai sebelumnya.

"Meskipun yang dicuri waktu itu tidak banyak, kami sekarang harus meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjadi hal serupa, apalagi harga cabai sekarang mahal, pasti akan menjadi incaran pencuri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com