JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia dan Australia akan melakukan penelitian terhadap dampak ledakan sumur minyak Montara di Blok West Atlas, Laut Timor, perairan Australia, 21 Agustus 2009 lalu. Kedua negara akan mendesak operator ladang gas PTTEP Montara untuk bertanggung jawab terhadap ledakan tersebut.
"Baik Indonesia ataupun Australia berada di posisi yang sama. Peduli terhadap ledakan minyak sehingga Indonesia dan Australia akan melakukan penelitian terhadap dampak kerusakan lingkungannya," ucap Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam konferensi pers yang dilakukan di Gedung Pancasila, Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (15/7/2010).
Terkait dengan itu, Pemerintah Indonesia sudah membentuk tim advokasi yang berada di bawah Menteri Perhubungan untuk menyelidiki ledakan sumur tersebut. "Kemarin ada rapat khusus dengan tim advokasi. Tim akan berbicara dengan PTTEP Montara," lanjut Marty.
Kasus Montara berawal dari ledakan sumur minyak Montara di Celah Timor, Australia, pada 21 Agustus 2009 lalu. Pascaledakan, tumpahan minyak di Laut Timor meluas hingga perairan Indonesia. Ledakan sumur minyak Montara tersebut menumpahkan 40 juta liter minyak tanah bercampur gas, kondensat, dan zat timah hitam serta zat-zat kimia lainnya ke perairan Laut Timor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.