Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhuk dan HAM Akui Bertemu Hartono

Kompas.com - 14/07/2010, 13:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengakui bertemu dengan Hartono Tanoesudibyo, tersangka kasus Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum), Selasa (13/7/2010). Patrialis, saat dikonfirmasi di Istana Negara, Rabu (14/7/2010), menyatakan, dalam pertemuan itu dirinya didampingi oleh Dirjen Administrasi Hukum Umum (AHU) Aidir Amin Daud.

"Ya, menerima Hartono Tanoesudibyo kemarin. Didampingi oleh Dirjen AHU dan tim yang ditugaskan mempelajari kasus TPI itu. Kita sebagai pemerintah wajib hukumnya mendengarkan dan menerima semua pihak yang terlibat supaya adil. Dari HT kita dengarkan, dari Tutut kita dengarkan, tetapi kita tetap mengatakan bahwa masalah kepemilikan bukan masalah kami," kata Patrialis Akbar menjelaskan.

Pertemuan kemarin, menurut Patrialis, tak lain untuk mengetahui permasalahan sebenarnya dalam kasus Sisminbakum.

Dalam hal ini, Patrialis enggan mengambil kesimpulan mana yang dianggapnya benar. "Saya tidak mau mengatakan mana yang benar, tetapi tim menemukan pada waktu itu prosedurnya tidak tepat," katanya.

Patrialis kemudian menolak saat ditanya prosedur yang tidak tepat dalam program Sisminbakum ini yang kemudian membuat Hartono Tanoesudibyo, termasuk mantan Menhuk dan HAM Yusril Ihza Mahendra, menjadi tersangka dalam kasus ini.

"Bukan, kita tidak boleh menyebut itu. Prosedur yang tidak pas pada saat pendaftaran TPI pada satu pihak. Dalam pertemuan kemarin, Hartono ceritakan kronologis, sampai dia jadi pemegang saham. Tentu kami tidak punya urusan soal saham itu dan juga hal itu disampaikan oleh Tutut," paparnya.

Ditegaskan, Hartono saat ini sudah ditangani Kejaksaan Agung dan dirinya, sebelum Hartono berada di dalam negeri, hanya memerintahkan Dirjen Imigrasi untuk mencabut paspor Hartono. "Namun, kita bersyukur karena Hartono sudah kembali. Jadi, sudah selesai tugas Menhuk dan HAM," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

    Nasional
    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

    Nasional
    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

    Nasional
    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

    Nasional
    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

    Nasional
    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

    Nasional
    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

    Nasional
    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

    Nasional
    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

    Nasional
    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

    Nasional
    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

    Nasional
    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

    Nasional
    MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

    MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

    Nasional
    PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

    PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com