Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

McChrystal, Petraeus, dan Film "Restrepo"

Kompas.com - 26/06/2010, 13:52 WIB

KOMPAS.com — Ingin bicara tentang perang? Lupakan saja Jenderal Stanley McChrystal atau juga David Petraeus. Tidak usah lagi mempertimbangkan apa yang mereka hadapi atau mengapa mereka berada di Afganistan. Berpikirlah saja sejenak, untuk beberapa saat, tentang pasukan darat. Bagaimana dan apa yang mereka hadapi di Afganistan.

Lebih baik lagi, melihat laga mereka di dalam film dokumenter terbaru bertajuk Restrepo. Film yang mulai diputar di bioskop-bioskop AS, Jumat (25/6), dibuat penulis terkenal Sebastian Junger dan Tim Hetherington, seorang reporter perang.

Restrepo adalah fim dokumenter peraih Grand Jury Prize dalam Sundance Film Festival tahun ini. Meliput tentang penyebaran satu peleton tentara AS di Lembah Korengal (Korengal Valley), Afganistan, yang mematikan selama satu tahun, periode 2007-2008.

Film itu bukan bercerita tentang perang kepada khalayak ramai, melainkan tentang fakta perang apa adanya. Desingan peluru tajam yang terbang tak tentu arah direkam kamera Junger dan Hetherington. Cukup dengan mengaktifkan kameranya, desingan peluru tajam di lembah mematikan itu disuguhkan terbuka kepada penonton.

Hal yang lebih akurat lagi, pemirsa dapat melihat tentara bergulat menghadapi perbedaan budaya, kebosanan, dan kelelahan fisik hingga senjata-senjata berat Taliban. Juga tentang ledakan-ledakan bom dan orang-orang yang berlari tunggang langgang—kebanyakan menjerit-jerit—di dalam kekacauan yang mematikan.

”Kami ingin orang-orang melihat perang itu sendiri. Oleh karena itu, kami membuat film nyata, yang tidak kaku dan berat, seperti kebanyakan film dokumenter,” kata Junger.

Film ini diputar saat banyak warga AS telah menyaksikan keputusan Presiden Barack Obama memecat Komandan tertinggi Pasukan AS dan NATO di Afganistan, Jenderal McChrystal, dan menggantikannya dengan Jenderal Petraeus. Pemecatan McChrystal terjadi ketika Juni menjadi bulan paling mematikan bagi pasukan internasional di Afganistan. NATO sudah mengumumkan, sudah 76 tentara tewas bulan ini, dan 46 orang di antaranya adalah tentara AS. Taliban tengah berada di titik terkuat.

Lalu, apa artinya menonton Restrepo? Apa artinya bagi kebijakan besar dalam pertempuran atau perang sengit seperti terjadi di Afganistan? Junger mengatakan, dia dan Hetherington ingin pemirsa merasakan getar-getar dahsyat bahwa ”mereka sedang berada di dalam sebuah peperangan besar.”

Film ini dimulai dengan gambar polos tentang tentara dari Pasukan Tempur Brigade Airbon 173 yang sedang bercengkerama. Mereka bercanda dan tertawa riang setelah mengikuti pelatihan di AS untuk siap berperang di Afganistan. Pemirsa menyaksikan beberapa di antaranya, dan terutama lagi adalah para petugas medis, spesialis Restrepo. Mereka yang terekam dalam kondisi riang itu kemudian malah ditemukan tewas akibat penyerangan di ujung zona perang, Camp Restrepo.

Darah dan uang Selama setahun penyebaran tentara di Lembah Korengal, para tentara penjaga kamp harus melakukan patroli rutin. Komandan mereka, Kapten Dan Kearney, selalu berusaha untuk menjalin hubungan baik dengan para pemimpin lokal, dengan sering memberi mereka uang.

Dalam sebuah pertempuran berdarah dengan pasukan Taliban, pemirsa dapat menyaksikan para serdadu berani melawan, sementara itu mereka juga berusaha melindungi satu sama lain. Mereka akhirnya menyaksikan teman-teman mereka mati, bersimbah darah, satu per satu di depan mata kepala sendiri. Penonton akhirnya menyadari bahwa ternyata di antara orang-orang yang tewas itu ada anak mereka, saudara mereka, dan kekasih mereka. Di sanalah dunia ”bermain” McChrystal yang kini digantikan Petraeus. Mereka simbol AS dan NATO.

Junger dikenal sebagai penulis novel paling laris, The Perfect Storm. Hetherington adalah seorang fotografer terkenal dan juru kamera yang memberi kontribusi besar bagi Vanity Fair. Keduanya memiliki pengalaman atas berbagai perang besar di Afrika. Mereka ingin mengkritik politik perang Bush dan Obama. (REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com