Jangan dikira rinai hujan membubarkan antusias ratusan anak muda untuk lebur dengan musik Bondan Prakoso & Fade 2 Black (F2B). Musik dengan syair-syair berirama cepat alias rap, hip rock, rock ballad, funk, soul, reggae, bahkan keroncong sekalipun, membuat darah muda mereka membara. Gairahnya bergelora.
Tampil di panggung terbuka halaman Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Rabu (16/6) malam, Bondan dan F2B yang beranggotakan Tito, Ari, dan Eza,
Lihatlah pada peluncuran album ketiga mereka yang bertitel For All, penonton turut nyanyi sembari mengacung-acungkan tangan dan bergoyang ria. Berdansa bersama.
Sejak lagu pertama ”SOS”, kemudian berlanjut dengan ”Tetap Semangat”, sebuah track berirama ska yang mempunyai kejutan reggae di tengah- tengah lagu, langsung mengobarkan semangat ratusan
Begitu juga dengan lagu ”Bunga” dan Keroncong Tugu, medley ”Bengawan Solo”, aransemen musik Bondan tetap menggoda darah muda.
Lagu-lagu berikutnya, Bondan duet masing-masing dengan Eza dalam lagu ”Bumi ke Langit”, dengan Ari dalam lagu ”Terinjak Terhempas”, dan dengan Tito dalam lagu ”Not with Me”. Bondan memberikan keleluasaan kepada setiap personel F2B untuk mengeksplorasi lirik lagu ke dalam warna alternatif funk, hip rock, dan rock ballad.
”Saya ingin membuktikan bahwa nge-rap bisa bersenyawa dengan segala warna musik
Musik multigenre yang diusung Bondan Prakoso & F2B, diakui selalu disambut meriah saat tampil di berbagai pelosok negeri di Indonesia.
”Album pertama Respect (2005) dan kedua Unity (2007) disambut antusias di pasaran, sehingga punya fans di mana-mana,” tambahnya.
Para fans membentuk kelompok musik tersendiri, yang diberi nama Rezpector. Semalam ada tiga band Rezpector yang tampil, yakni dari Depok, Bandung, dan Yogyakarta.
Mereka mengaransemen ulang lagu-lagu Bondan Prakosa &F2B. Pada penampilan lain, mereka juga membawakan lagu-lagu ciptaan mereka. Bentuk penghargaan lain dengan memajang logo-logo masing-masing wilayah Rezpector.