Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boros Pembalut, Awas Menorrhagia

Kompas.com - 25/05/2010, 09:30 WIB

Kompas.com - Banyak keluhan bisa muncul saat menstruasi (haid). Haid yang sedikit dan sebentar bisa bikin cemas. Menstruasi banyak dan lama, juga mengundang resah. Memakai pembalut seringkali mengganggu kenyamanan, apalagi jika bolak-balik harus menggantinya. Tak cuma bikin repot, menstruasi berlebihan (menorrhagia) juga bisa menandakan adanya gangguan kesehatan.

Tidak sedikit perempuan yang bermasalah saat menstruasi. Mulai dari darah menstruasi yang terlalu sedikit atau terlalu banyak, menstruasi yang datang terlambat atau terlalu cepat, sampai keluhan nyeri perut yang luar biasa. Secara klinis gangguan tersebut timbul karena siklus menstruasi melibatkan hormon penting dalam tubuh, yang sangat rentan mengalami masalah.

"Salah satu keluhan yang sering dialami perempuan adalah volume darah menstruasi yang berlebihan atau menorrhagia," ungkap dr. Caroline Titajasa, Sp.OG, ahli kebidanan dan kandungan dari RS.Omni Internasional, Pulomas, Jakarta.

Lalu, bagaimana cara kita tahu menstruasi yang kita alami termasuk normal atau tidak? Cara termudah adalah dengan mencatat seberapa sering kita mengganti pembalut atau tampon.

Seseorang didiagnosis menderita menorrhagia (perdarahan berat saat haid), jika berganti pembalut lebih dari 1-2 jam sekali, atau jika selama tujuh hari (seminggu) penuh mengalami perdarahan banyak. "Volume darah yang dikeluarkan lebih dari normal, yaitu sekitar 80 mililiter," tuturnya.

Menstruasi pertama
Banyak penyebab menorrhagia, antara lain adanya ketidakseimbangan hormon. Ditambahkan Dr, Caroline, siklus haid yang normal terjadi karena keseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini berperan mengatur pembentukan selaput lendir rahim yang akan rontok setiap kali menstruasi.

Jika kadar hormon-horrnon ini tak seimbang, selaput lendir yang rontok menjadi berlebihan, sehingga darah menstruasi yang keluar lebih banyak. Biasanya gejala ketidakseimbangan hormon lebih sering dialami oleh remaja yang baru mengalami menstruasi pertama.

Selain itu, menorrhagia juga dapat terjadi karena tumor jinak dan polio di rahim atau adanya kanker, kista ovarium, dan adenomyosis. "Pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim, (AKDR) juga terkadang menjadi penyebab volume darah pada saat menstruasi berlebihan," ujarnya.

Jelang menopause
Semua wanita dalam usia produktif dapat mengalami perdarahan hebat saat menstruasi. Wanita muda yang belum mengalami siklus menstruasi cenderung mengalami menorrhagia pada 12 sampai 18 bulan setelah pertama kali menstruasi.

Wanita dewasa menjelang menopause juga seringkali mengalami ketidakseimbangan hormon, sehingga akan cenderung mengalami menorrhagia. Pada wanita yang memasuki fase pramenopause, situasi ketika fungsi ovarium atau indung telur sudah berkurang, sering mengalami siklus haid lebih cepat dan sering terjadi perdarahan saat menstruasi.

Kondisi ini disebabkan adanya penebalan dinding rahim. Penebalan ini bisa karena pada siklus menstruasinya sudah tidak ada lagi sel telur yang pecah. Makin lama dinding dalam rahim semakin tebal, sehingga ketika pertama kali menstruasi, darah keluar dalam jumlah berlebihan. (GHS/putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com