Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habibie Merasa seperti Dihipnotis

Kompas.com - 23/05/2010, 06:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejarah mencatat, kisah sukses BJ Habibie menduduki kursi RI 1 menggantikan gurunya—Soeharto—tak lepas dari ketabahan Ny Hasri Ainun Besari dalam menghadapi konflik politik pasca-pelimpahan kekuasaan kepada suaminya. Wanita itu lahir di Semarang, 11 Agustus 1937.

Ketika itu situasi keamanan nasional sedang amburadul. Kerusuhan terjadi di mana- mana. Amuk massa tak terbendung lagi. Soeharto tahu diri. Ia lengser, lalu menunjuk murid kesayangannya untuk duduk di kursi empuknya. Di balik alih kekuasaan itu, ada berbagai macam cerita menarik yang tertuang dalam buku Detik-detik yang Menentukan karya BJ Habibie. Berikut cuplikannya:

Sirene suara mobil pengawal kepresidenan terdengar meraung-raung di seantero kantor Menristek di kawasan Jl Thamrin, Jakarta. Para karyawan berhamburan melambai-lambaikan tangannya. BJ Habibie yang ada di dalam mobil membalasnya dengan lambaian tangan. Itulah suasana yang sempat saya rekam pada hari-hari pertama BJ Habibie seusai dilantik menjadi Presiden RI.

Pria asal Pare-Pare itu tak mungkin duduk di kursi RI 1 jika tak ada kerusuhan Mei atau tekanan dari mahasiswa yang cukup dasyat terhadap Soeharto. Soeharto sendiri ketika itu sedang mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok G-15 di Kairo Mesir, 13-14 Mei 1998.

Sinyal Soeharto akan meninggalkan tampuk kepemimpinan sudah diungkapkan Soeharto di Cairo. Katanya, jika rakyat tidak lagi memberi kepercayaan kepada dirinya sebagai presiden, maka ia siap mundur dan tidak akan mempertahankan kedudukannya dengan kekuatan senjata. Soeharto mengaku akan mengundurkan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan keluarga, anak-anak, dan cucu-cucu.

Selesai mengikuti KTT G-15, tanggal 15 Mei l998, Presiden Soeharto kembali ke Tanah Air dan mendarat di lapangan Halim Perdanakusuma di Jakarta, subuh dini hari. Menjelang siang hari, Presiden Soeharto menerima Wakil Presiden BJ Habibie dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.

Sebuah peristiwa langka selama pemerintahan Presiden Soeharto terjadi keesokan harinya. Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Abdul Latief melakukan langkah mengejutkan pada Ahad, 17 Mei 1998. Ia mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Soeharto dengan alasan masalah keluarga, terutama desakan anak-anaknya.

***

21 MEI l998. ADC Kolonel (AL) Djuhana datang ke ruang kerja BJ Habibie. Dia melaporkan bahwa Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita minta berbicara melalui telepon. Ginandjar ketika itu menjabat sebagai salah satu Sekretaris Koordinator Harian Golkar dan Menko Ekuin. Dalam kesempatan itu Ginanjar menyatakan bahwa ia bersama 14 menteri lainnya tidak bersedia duduk di Kabinet Reformasi.

Ke-14 menteri itu adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno, Haryanto Dhanutirto, Justika Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L Sambuaga, dan Tanri Abeng.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

    Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

    Nasional
    Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

    Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

    Nasional
    Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

    Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

    Nasional
    Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

    Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

    Nasional
    Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

    Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

    Nasional
    Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

    Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

    Nasional
    1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

    1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

    Nasional
    Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

    Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

    Nasional
    Kala Hakim MK Beda Suara

    Kala Hakim MK Beda Suara

    Nasional
    Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

    Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

    Nasional
    Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

    Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

    Nasional
    PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

    PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

    Nasional
    Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

    Respons Anies Usai Prabowo Berkelakar soal Senyuman Berat dalam Pidato sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

    Usai Puja-puji Pers, Prabowo Tiadakan Sesi Tanya Jawab Wartawan

    Nasional
    Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

    Jadi Presiden Terpilih, Kekayaan Prabowo Capai Rp 2 Triliun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com