Jakarta, Kompas
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Kamis (20/5), seusai bertemu Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas.
Dalam pertemuan itu, Djoko didampingi Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, sedangkan Taufiq didampingi Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman.
”Kedatangan saya (menemui Taufiq Kiemas) diutus Bapak Presiden untuk bersama dengan Ketua MPR dan pimpinan DPD
merumuskan peringatan acara 1 Juni nanti,” kata Djoko.
Djoko menuturkan, pada 1 Juni 1945, Bung Karno berpidato di hadapan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam pidato itu muncul gagasan tentang landasan, bagaimana dasar negara yang akan dianut apabila nanti kemerdekaan diproklamasikan. ”Presiden sudah sepakat akan hadir dalam peringatan acara tersebut,” ungkapnya.
Airlangga Pribadi Kusman, pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, menilai, rencana kehadiran Presiden dalam peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni merupakan sejarah.
Kehadiran Presiden merupakan pengakuan bahwa Pancasila hadir pertama kali sebagai konsep dasar bernegara pada 1 Juni 1945. ”Pemerintahan Orde Baru selalu memperingati Pancasila pada 18 Agustus saat Pancasila secara resmi ditetapkan sebagai dasar negara,” ujar Airlangga.