BANDUNG, KOMPAS.com — Anas Urbaningrum mengklaim bahwa ia sudah berdiri paling depan di "kotak penalti" untuk selanjutnya mencetak gol kemenangan pemilihan ketua umum DPP Partai Demokrat pada Kongres II Partai Demokrat di Bandung, 21-23 Mei 2010.
"Dukungan makin kuat dan semakin riil. Ibarat bermain sepak bola, saya sudah berada di kotak penalti dan tinggal mencetak gol kemenangan," kata Anas Urbaningrum di sela-sela peluncuran bukunya, Revolusi Sunyi, di Bandung, Rabu (19/5/2010).
Meski demikian, ia enggan merinci berapa suara DPD Partai Demokrat yang sudah sepakat mendukungnya pada kongres yang akan digelar di kawasan Kota Baru Barahyangan di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, itu.
Anas menyebutkan, dengan dukungan yang makin mengkristal dan makin kokoh, ia optimistis siap bisa mengatasi calon ketua umum lainnya, yakni Andi Mallarangeng dan Marzuki Ali.
"Saya tidak akan mengklaim jumlah DPD. Namun, yang jelas, mereka akan melakukannya untuk saya pada kongres nanti," katanya.
Terkait kemungkinan munculnya mekanisme pemilihan pucuk pimpinan Partai Demokrat dilakukan secara aklamasi karena dianggap hanya ada satu calon yang memenuhi kriteria, Anas berpendapat bahwa hal itu tidak menjadi soal. Dia siap mengikuti pemilihan apa pun sesuai dengan keputusan kongres.
"Mau melalui voting suara atau aklamasi, tidak menjadi soal, sama saja, apalagi aklamasi menunjuk Anas jadi ketua umum-nya, enggak masalah," kata pria kelahiran Blitar, 15 Juli 1969, itu.
Menurut Anas, ia tidak mempersoalkan kemungkinan adanya pemilihan secara aklamasi bila memang dikehendaki oleh forum kongres. Ia menyatakan siap mengikuti proses seleksi untuk menetapkan kader yang layak untuk memimpin Partai Demokrat. Ia menyatakan sangat siap bila harus ditetapkan melalui pemilihan atau voting.
"Bila lebih dari satu kader yang memenuhi kriteria, maka yah harus dilakukan pemungutan suara. Tidak ada cara lain," katanya.
Sementara itu, terkait kemungkinan adanya perubahan AD/ART Partai Demokrat pada kongres mendatang, Anas mengatakan bahwa hal itu sebuah hal yang wajar. Bahkan, ia mendorong adanya perubahan dan melengkapi AD/ART Partai Demokrat. "Semua yang masuk dan dibahas dalam kongres, semuanya berupa draf, termasuk kemungkinan perubahan AD/ART juga memungkinkan di kongres, dan saya mendorongnya," kata Anas.
Terkait persaingannya dengan dua kandidat lainnya, Anas mengaku bahwa hal itu berlangsung secara alamiah. Namun ketika dimintai komentar terkait posisi dukungan untuk kedua pesaingnya, ia mengaku masih unggul. "Mungkin dia masih di lapangan tengah," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.