SURABAYA, KOMPAS.com — Masih terkait dengan peringatan Hari Bumi, Kompas Biro Jatim terlebih dulu menggelar aksi tanam mangrove di pesisir Wonorejo, Surabaya, Minggu (4/4/2010), sebelum pesta akbar sepeda santai Kompas Green FunBike yang akan digelar Minggu besok pagi.
Menurut situs resmi kegiatan itu, di pantai seluas lebih dari 2.000 hektar itu sekitar 1.000 pesepeda yang berangkat dari depan kantor Kompas di Jalan Jemursari, pukul 06.00, ambil bagian dalam penanaman bibit mangrove yang jumlahnya mencapai 10.000 batang.
Sebagian besar pesepeda mengaku, ini adalah kali pertama mereka merasakan momen menanam mangrove. “Saya cukup antusias ikut menanam mangrove ini. Anak saya semuanya saya ajak. Mumpung bisa naik perahu gratis ke hutan mangrove,” kata Heru, pesepeda asal Rungkut yang mengajak kedua putranya yang duduk di sekolah dasar.
Setelah persiapan penanaman selesai, para pesepeda lantas mengantre di dua dermaga yang ada di kawasan Eko Wisata Mangrove Wonorejo. Mereka secara teratur menaiki perahu nelayan tradisional dengan mengenakan rompi pelampung.
Mengingat hampir semua pesepeda ingin terlibat menanam mangrove, perahu-perahu nelayan yang disiapkan panitia rela bolak-balik mengantar dan menjemput peserta. Setiap perahu diisi antara 7 dan 15 pesepeda. Adapun pesepeda yang tidak menumpang perahu meluncur ke area penanaman dengan bersepeda melalui jalan setapak.
Sesampai di area penanaman mangrove, pesepeda tak menghiraukan lagi lumpur yang menenggelamkan mata kaki hingga betisnya. Mereka tanpa dikomandoi langsung menancapkan bibit-bibit mangrove di lubang-lubang yang sudah disediakan pengelola hutan mangrove.
Tradisi gotong royong pun terjadi. Beberapa pesepeda tampak berdiri berjajar dan secara estafet, dari tangan ke tangan, memindahkan bibit-bibit mangrove. Dengan demikian, dalam tempo cepat, tunas-tunas mangrove sudah berdiri tegak di atas tanah berlumpur.
“Banyak cara untuk menyelamatkan Bumi, salah satunya dengan menggelar sepeda santai dan menanam bakau. Hutan bakau di Indonesia luasnya sudah di bawah dua juta hektar,” kata Direktur Bisnis Kompas Abun Sanda dalam sambutannya.
Di kawasan Wonorejo terdapat sedikitnya 15 spesies mangrove yang semuanya adalah spesies alami. Selain mangrove, ada juga 137 spesies burung, 7 spesies mamalia, 10 spesies herpetofauna, 10 spesies ikan, dan 53 spesies serangga.
Hutan mangrove Wonorejo ini juga menjadi pangkalan persinggahan burung-burung yang bermigrasi dari Selandia Baru dan Australia menuju Siberia. Burung-burung migran itu memadati hutan mangrove ini pada bulan Desember hingga Februari, saat angin barat berembus.
Menanam mangrove menjadi kebutuhan penting bagi kota seperti Surabaya karena, kita tahu, Surabaya memiliki daratan yang tingginya sama dengan permukaan air laut.
Jadi, pohon-pohon mangrove itulah yang diharapkan dapat menjadi “benteng” air laut di bagian pesisir Surabaya. Dengan begitu, banjir yang acap mengancam Surabaya dapat diminimalkan.
Bila saja hal serupa juga dilakukan di kota-kota seperti Surabaya, ancaman banjir tentu dapat diredam secara signifikan. Lingkungan pesisir pun semakin hijau dan apik dipandang.
Minggu pagi esok, para “penanam” mangrove ini akan meramaikan kembali Kompas Green FunBike yang akan berangkat dari empat kota di Jawa Timur. (TYS)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.