Duo Yusuf Dukung Said Agil Siradj

JAKARTA, KOMPAS.com — Jelang pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Makassar, 23-27 Maret 2010 mendatang, aksi dukung-mendukung para kandidat calon Ketum PBNU sudah mulai dilakukan. Salah satu dukungan diberikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf yang secara resmi menyatakan dukungannya kepada salah satu calon pengganti KH Hasyim Muzadi sebagai Ketua Umum PBNU. Dede Yusuf secara terbuka memberikan dukungan kepada KH Said Agil Siradj untuk menjadi Ketum PBNU periode mendatang.

"Dukungan terhadap Said Agil bukan tanpa alasan. Beliau, selain sebagai kader terbaik NU asal Jabar, kiai asal Cirebon ini juga bisa diterima berbagai kalangan karena dianggap mampu membawa NU netral terhadap parpol dan lebih fokus mengurusi persoalan keumatan. Semua calon punya kapasitas memimpin NU. Akan tetapi, tentu saja kami mendukung KH Said Agil Siradj sebagai putra terbaik NU asal Jabar," kata Dede Yusuf dalam pernyataan tertulisnya yang dibagikan di DPR, Rabu (17/3/2010).

Dede mengatakan, KH Said Agil memiliki kapabilitas serta integritas memimpin ormas Islam terbesar di Indonesia. Ia  juga mengaku telah berkoordinasi dengan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang kini Wakil Gubernur Jawa Timur untuk bersama mengegolkan Kiai Said menjadi Ketua Umum PBNU. Ditegaskan, sebagai warga kehormatan GP Ansor, Dede bersama Gus Ipul bulat mendukung Said Agil Siradj. Ia kemudian berharap jajaran PWNU dan seluruh PCNU di Jawa Barat solid mendukung Said Agil Siradj dalam Muktamar NU yang digelar di Makassar, 23-27 Maret nanti.

"Bagi rakyat Jawa Barat, saatnya sekarang punya Ketua Umum PBNU dari Jawa Barat," katanya. Sebelumnya, putra Jabar pernah jadi Rais Aam PB NU, yaitu KH Ilyas Ruchyat asal Ponpes Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya. Saat itu yang menjadi Ketua Umum PBNU adalah almarhum Gus Dur (mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid).

Hingga kini, sudah beberapa nama yang menyatakan siap maju sebagai calon kandidat Ketua Umum PBNU selain KH Said Agil Siradj. Selain itu, ada beberapa kandidat lainnya, antara lain KH Ahmad Bagja, Masdar Mashudi, KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah, Ali Maskan Moesya, Slamet Effendi Yusuf, serta Ulil Absar Abdalla.