JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, terang-terangan mendukung KH Said Agil Siradj untuk menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menggantikan KH Hasyim Muzadi.
"Dukungan terhadap Said Agil bukan tanpa alasan. Selain kader terbaik NU asal Jawa Barat, kiai asal Cirebon ini juga bisa diterima berbagai kalangan karena dianggap mampu membawa NU netral terhadap parpol dan lebih fokus mengurusi persoalan keumatan," kata Dede Yusuf dalam pernyataan tertulisnya yang dibagikan di DPR, Rabu (17/3/2010).
Dede menyebutkan, semua calon punya kapasitas memimpin NU. Tetapi Dede menekankan juga pertimbangan soal kedaerahan. "Tentu saja kami mendukung KH Said Agil Siradj sebagai putra terbaik NU asal Jawa Barat," ujarnya.
Suksesi ketua umum PBNU ini terkait Muktamar NU di Makassar, 23 hingga 27 Maret mendatang. Bakal calon pemimpin organisasi massa Islam terbesar itu bukan hanya Said Agil, tapi juga beberapa tokoh yang belum maupun sudah masuk kepengurusan PBNU. Misalnya, KH Ahmad Bagja, KH Masdar Farid Mashudi, KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), KH Ali Maschan Moesa, Slamet Effendi Yusuf serta Ulil Absar Abdalla.
Tapi Dede memuji Said Agil sebagai tokoh yang memiliki kapabilitas serta integritas memimpin NU. "Saya juga telah berkoordinasi dengan Gus Ipul untuk bersama menggolkan Kiai Said jadi ketua umum PBNU," katanya lagi. Gus pul yang dimaksud adalah Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifulah Yusuf, mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, salah satu badan otonom NU.
Dede yang merasa sebagai warga kehormatan GP Ansor, mengharapkan, jajaran PWNU dan seluruh PCNU di Jawa Barat solid mendukung Said Agil Siradj. "Bagi rakyat Jawa Barat, saatnya sekarang punya ketua umum PBNU dari Jawa Barat," katanya.
Sebelumnya, putra Jabar pernah jadi Rais Aam PBNU, yaitu KH Ilyas Ruchyat asal Ponpes Cipasung, Tasikmalaya. Saat itu, Ketua Umum PBNU dijabat Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.