Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Sebut Kematian Dulmatin Kabar Gembira di Australia

Kompas.com - 10/03/2010, 11:04 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memastikan bahwa teroris yang tewas dalam penyergapan yang dilangsungkan oleh satuan khusus antiteror Polri, Densus 88, di Pamulang, kemarin, sebagai Dulmatin. SBY, yang berada dalam kunjungan tiga hari di Australia, menjelaskan, serangan yang dilancarkan terhadap teroris yang bersembunyi di wilayah pinggiran ibu kota Jakarta itu telah berujung ke tewasnya seorang pria yang dianggap bertanggung jawab di balik tragedi bom Bali pada 2002.

”Saya memiliki kabar baik untuk disampaikan kepada para hadirin sekalian,” ujar Yudhoyono melalui seorang penerjemah dalam sebuah jamuan makan siang resmi di Gedung Parlemen Canberra, Rabu (10/3/2010).  ”Setelah dilangsungkan penyergapan polisi terhadap sebuah lokasi persembunyian teroris... kami dapat pastikan bahwa salah satu teroris yang tewas adalah Dulmatin, salah satu teroris terkemuka di Asia Tenggara yang selama ini kami buru,” ungkap SBY.

”Terobosan yang dicapai Indonesia dalam melumpuhkan jaringan teroris sangat signifikan,” tutur Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dalam keterangan pers gabungan bersama SBY. Keterangan ini disampaikan Kevin Rudd menanggapi kematian Dulmatin yang sempat melarikan diri ke Pulau Mindanao, Filipina selatan, menyusul aksi peledakan bom di Hotel JW Marriott, Jakarta, Agustus 2003.   

Pada 2008, militer Filipina sempat mengklaim telah menemukan mayat Dulmatin di Pulau Tawi-Tawi, Filipina. Teroris kelahiran tahun 1970  yang bergabung dengan sel teroris bawah tanah Asia Tenggara ini pernah menjalani pelatihan di Afganistan dan menggunakan sejumlah nama samaran, mulai dari Joko Pitoyo, Joko Pitono, Abdul Matin, hingga Muktarmar.

Dulmatin selama ini masuk target dalam daftar pencarian orang Polri karena dugaan keterlibatannya dalam menyusun serta menjalankan serangan bom bunuh diri di dua kelab malam Bali pada 2002. Tragedi tersebut menewaskan 202 orang, termasuk di antaranya 88 warga Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com