Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Buruh Unjuk Rasa Minta SBY Tunda ACFTA

Kompas.com - 24/02/2010, 12:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 1.000 buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Rabu (24/2/2010). Mereka menyatakan penolakan terhadap pemberlakuan kerja sama ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) dan meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar menunda pelaksanaan ACFTA.

Ribuan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) ini datang dari berbagai daerah antara lain Bandung, Bekasi, Tangerang, Karawang, dan Bogor. Mereka menggelar orasi dan mimbar bebas di depan istana.

Koordinator SPSI Jawa Barat Edi Suherdi menilai, penerapan ACFTA merupakan tindakan bodoh dan upaya bunuh diri yang dilakukan pemerintah. Edi mengatakan, selama ini kaum pekerja dan pengusaha tidak pernah diberi pengarahan dan persiapan mengenai rencana kerja sama ACFTA ini.

"Kami menolak ACFTA. Minimal ini ditunda. Selama lima tahun ini kami tidak pernah diberi persiapan dan sosialisasi oleh pemerintah. Tidak ada persiapan lahan ataupun infrastruktur," kata Edi.

Ia menjelaskan, pemerintah seperti berupaya tutup mata mengenai ketidaksiapan kalangan pekerja dan pengusaha menghadapi ACFTA. Menurutnya, dengan kondisi sekarang ini Indonesia belum siap menghadapi perdagangan bebas, terutama jika mesti bersaing dengan China. "Ini sama saja kita kelas bantam diadu dengan China di kelas berat. Ya kita pasti KO," urainya.

Langkah solutif yang tepat, ujar Edi, adalah dengan menunda ACFTA. Dengan demikian, selama penundaan itu pemerintah bisa memberikan sosialisasi dan strategi kepada pekerja dan pengusaha untuk menghadapi perdagangan bebas. "Yang lebih penting semua infrastruktur usaha kita harus dibenahi," tegasnya.

Dalam aksi ini, Staf Kepresidenan Felix Wanggai akhirnya bersedia menerima perwakilan kaum buruh. Sebelumnya, ia menyapa para buruh dan menyatakan Presiden akan menerima aspirasi yang disampaikan para pekerja ini.

Edi mengatakan, aksi akan dilakukan maraton. Seusai aksi di depan Istana, massa juga berencana bergerak menuju Gedung DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com