Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taring Padi Teguh Bela Rakyat

Kompas.com - 04/01/2010, 14:04 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Taring Padi adalah organisasi seni pertama pasca-Orde Baru yang lantang mengatakan, seni dan politik tidak bisa dipisahkan. Taring Padi yang dihidupi anak-anak muda itu membangun organisasi dengan membayangkan Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra.

Peneliti budaya Heidi Arbuckle mengungkapkan hal itu saat memaparkan bukunya berjudul Taring Padi: Praktik Budaya Radikal di Indonesia di Taman Budaya Yogyakarta, Minggu (3/1). Buku menyoroti kelompok Taring Padi dari masa awal pembentukannya akhir 1998 dan perjalanannya hingga 2000.

Heidi menegaskan, dengan usia hampir 11 tahun, Taring Padi yang ditulis dalam bukunya berbeda dengan Taring Padi sekarang. "Buku ini sebaiknya dibaca sebagai sebuah dokumen sejarah, utamanya terkait dengan praktik kesenian yang diilhami tradisi kiri di Indonesia. Ini adalah kilas balik tentang bagaimana anak-anak berpendidikan seni rupa merespons perubahan 1998 yang sangat monumental," katanya. Kurang akses

Meskipun membangun organisasi dengan membayangkan Lekra tahun 1960-an, karena kurangnya akses dokumentasi Lekra membuat Taring Padi tak banyak mengenal estetika visual yang dianut Lekra. Taring Padi hanya sedikit mengambil alih medium Lekra seperti poster cukil kayu.

Secara kolektif, seniman yang tergabung dalam Taring Padi membuat karya yang digandakan dan dipasang di sejumlah ruang publik Kota Yogyakarta. Saat situasi politik masih genting, mereka berani memasang karya propaganda dan mengangkat isu kerakyatan di ruang publik tanpa izin. Akibatnya, banyak karya yang dibakar aparat.

"Bagi Taring Padi, karya menjadi alat untuk aksi. Perlakuan orang atas karya itu menjadi hal yang lain," ujar Heidi.

Pengamat kebudayaan Faruk HT yang turut membedah buku tersebut mengatakan, buku tidak hanya menunjukkan terbentuknya Taring Padi setelah hilangnya tradisi sanggar seni di Yogyakarta, tetapi juga menunjukkan keterkaitan antara terbentuknya Taring Padi dan situasi ekonomi politik pada masa itu.

Meski telah berubah dan menjadi sangat inklusif termasuk kepada tentara yang kerap dikritiknya, Taring Padi tetap ingin teguh membela rakyat dan isu kerakyatannya. Perjuangan menolak tambang pasir besi bersama petani lahan pasir di Kulon Progo adalah satu contohnya. (ARA/INU)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com