JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kalibata atau kubu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membantah adanya wasiat yang diberikan Gus Dur kepada Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar terkait masa depan PKB.
Hal itu diutarakan Juru Bicara PKB Kalibata, Imron Rosyadi Hamid kepada Kompas.com, Jumat (1/1/2010) malam. Ia menyatakan hal ini diungkapkannya mewakili Yenny Wahid, putri Gus Dur.
Saat menghadiri tahlilan untuk Gus Dur di Kantor DPP PKB, Jalan Sukabumi, Jakarta Pusat, Muhaimin mengaku mendapatkan pesan singkat dari asisten Gus Dur agar PKB tetap berjalan normal. "Kami mengklarifikasi dan menilai, adanya manipulasi Muhaimin atas wafatnya Gus Dur. Menurut Mbak Yenny, tidak pernah ada wasiat seperti itu," kata Imron.
"Umat harus diberikan penjelasan yang lebih adil bahwa sepanjang dua tahun terakhir, Muhaimin tidak 'mengorangkan' Gus Dur sebagai deklarator PKB. Saat terlibat pembentukan kabinet SBY, Gus Dur juga tidak pernah diajak bicara. Waktu Muhaimin ke rumah sakit, Gus Dur sudah wafat. Belum ada wasiat apapun."
Ia melanjutkan, "PKB Sukabumi (PKB Muhaimin), mereka menyatakan Gus Dur bukan PKB lagi. Ini bertentangan secara diametral dengan pernyataan terhadap Gus Dur," ujarnya.
Terkait masa depan PKB, masih mengutip Imron, terakhir Gus Dur mengungkapkan keinginannya agar PKB dikembalikan pada rel semula, sesuai dengan mabda'siyasi awal. "Ini semacam preambul, dasar-dasar pembentukan bahwa PKB adalah partai ulama yang menghormati ulama, partai yang terbuka dan lain-lain," jelasnya.
Pada pertengahan November 2008 lalu, PKB Kalibata memutuskan akan mengadakan Muktamar pada awal 2010. Rencana ini mendapatkan dukungan Gus Dur, karena agenda yang akan dibahas adalah mengkonsolidasi kinerja seluruh fungsionaris PKB.
Enggan bicara politik.
Imron juga mengatakan, sebenarnya keluarga besar Gus Dur masih enggan berbicara mengenai politik, apalagi tentang konflik PKB, di tengah suasana berkabung. Akan tetapi, mempolitisasi wafatnya Gus Dur oleh pihak-pihak tertentu, dinilai sebagai sesuatu yang cukup mengganggu keluarga.
"Keluarga Gus Dur hingga hari ini masih risih (enggan) membicarakan politik dan soal di tengah suasana berkabung. Ada semacam moratorium untuk tidak bicara konflik PKB. Tapi kami menangkap pernyataan Muhaimin sebagai upaya politisasi wafatnya Gus Dur," papar Imron.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.