Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahagia Meski Belum Mendapat Julukan Mama

Kompas.com - 22/12/2009, 19:14 WIB

KOMPAS.com - Anak adalah bukti bahwa kita pernah bercinta. Demikian penyair Sapardi Djoko Damono pernah menulis dalam puisinya. Memang kehadiran seorang anak selalu dianggap sebagai tali pengikat cinta pasangan suami istri yang sulit untuk dipisahkan. Namun, tidak semua pasangan mendapat anugerah untuk segera memiliki keturunan begitu mereka memasuki gerbang pernikahan. Bila Anda termasuk yang demikian, janganlah membiarkan hal tersebut membuat Anda tidak bahagia, karena itu bukan berarti Anda dan suami tidak saling mencintai, kan? Dengan berpikir positif, masa-masa penantian ini justru bisa membuat hubungan Anda dan suami makin mesra.

Jangan Terbebani
Penantian buah hati bagi beberapa pasangan bak penantian yang tak tahu kapan akan berakhir. Masa-masa ini rawan memicu emosi dan membuat tensi hubungan pasangan naik-turun. Ada kalanya Anda lebih sensitif, mudah down, dan tidak percaya diri. Bila tidak diatasi, hal-hal seperti ini bisa menjadi pemicu renggangnya hubungan suami dan istri.

Menurut psikolog dari Empati Development Center, Karmila Wardhana, pasangan yang tengah menanti buah hati memang rawan stres. Itu karena mereka menempatkan kehadiran anak sebagai hal utama dalam perkawinan. "Padahal, tujuan utama pernikahan, kan bukan hanya anak," ujar Karmila.

Pernikahan, menurut Karmila adalah bagaimana suami istri saling melengkapi dan saling mengisi satu sama lain. Jadi, kalaupun kondisi salah satu pasangan memang sulit mendapatkan keturunan, Anda bisa kembali meresapi komitmen tentang pekawinan tersebut, yang idealnya, dibicarakan sebelum menikah.

"Banyak hal yang harus dibicarakan sebelum menikah. Bukan sekadar masalah keuangan, tetapi juga bagaimana sikap masing-masing pasangan atas karier dan anak," papar Karmila. Tetapi, bila hal tersebut luput dibicarakan sebelum menikah, Anda tetap bisa kembali ke esensi pernikahan yang sesungguhnya. Gali lagi pertanyaan: Apakah ketidakhadiran anak akan mengurangi cinta Anda pada pasangan? Apakah Anda berdua memang benar-benar tidak bahagia? Sepasang suami istri yang saling mencintai pasti akan menyadari bahwa kehadiran pasangan masing-masing jauh lebih berharga dan tidak akan berkurang nilainya dengan ketidakhadiran anak.

Tekanan Pihak Ketiga
"Biasanya justru yang lebih membuat stres pasangan yang tak kunjung punya keturunan adalah pihak ketiga, bukan dari mereka sendiri," ujar Karmila. Pihak ketiga yang dimaksud adalah keluarga besar dan teman-teman di sekeliling mereka. Desakan orangtua yang ingin menimang cucu atau dalam etnis tertentu juga desakan sebagai penerus marga memang sering membuat pasangan kian stres. Pertanyaan-pertanyaan seperti, "Kapan, nih, punya momongan?" Atau ungkapan bernada tudingan seperti, "Habis kamu terlalu capek, sih, mengejar karier," pasti membuat sebal. Walaupun mereka bilang itu sebagai bentuk perhatian, tetapi bisa membuat kuping panas.

"Cara paling ampuh untuk mengatasi maslah ini adalah saling mendukung. Kalau istri yang 'diserang', suami bisa mendukung dengan cara mengatakan kalau dia tetap bahagia meski si istri belum juga mengandung. Sebaliknya juga demikian. Kalau suami yang bermasalah, istri tetap mendukung." Tapi dalam masyarakat kita, bila ada pasangan yang tak kunjung punya anak, langsung saja yang menjadi tertuduh adalah pihak wanita," jelas Karmila.

Tetap Optimis
Mungkin dokter memang memvonis Anda tidak subur. Tetapi, vonis itu jangan langsung menjadi beban. Bila stres, fisik Anda bisa terganggu juga.

"Tekankan lagi bahwa kehadiran anak adalah urusan 'kecil' dalam pernikahan," saran Karmila. Agar masing-masing pasangan tidak berat melangkah, pihak laki-laki jangan sampai malah menyalahkan istri. Dan dari pihak wanita, tidak boleh merasa terbebani. Karmila mencontohkan, ia pernah mendapati kasus suami-istri yang salah satu dinyatakan tidak subur dan stres berat. Namun, ketika mereka berdua pasrah diri, justru tanpa disangka-sangka si istri hamil.

Lalu bagaimana menghindari stres? Berpikirlah bahwa masa-masa penantian ini aadlah saat yang tepat untuk berpacaran kembali dengan suami. Tanpa kehadiran anak, Anda berdua bisa melakukan hal-hal menyenangkan. Mau pergi ke daerah-daerah terpencil? Ayo saja. Atau, mau nonton bioskop di tengah malam? Boleh juga. Toh, tak ada yang menunggu di rumah. "Satu hal yang tak kalah menyenangkan, tubuh Anda tetap akan langsing dan seksi, karena tidak harus gendut karena hamil, ujar Karmila berseloroh. Jadi, belum ada buah hati, bukan alasan untuk tidak bahagia, kan?

(Petty Mahdi/Majalah Sekar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com