Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Minta Rapat Pansus Century Tertutup

Kompas.com - 14/12/2009, 12:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Pansus Hak Angket Century dari Fraksi Demokrat Benny K Harman menyampaikan, rapat pemeriksaan saksi yang digelar Pansus nantinya harus berlangsung tertutup.

Hal ini, menurutnya, dijamin oleh Pasal 23 Ayat 1 UU Nomor 6 Tahun 1958 tentang Panitia Hak Angket. UU ini juga menegaskan bahwa anggota Pansus wajib merahasiakan keterangan-keterangan yang diperoleh dalam pemeriksaan.

"Saya mengusulkan rapat-rapat pemeriksaan berlangsung tertutup," tuturnya dalam rapat pleno kedua Pansus di Gedung DPR RI, Senin (14/12/2009).

Memang, menurut Benny, dalam Pasal 200 dan Pasal 183 UU 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD menyatakan bahwa seluruh rapat berlangsung terbuka kecuali ditetapkan tertutup. Namun, tidak serta-merta itu bisa mengabaikan UU yang lama.

Ketua Komisi III ini mengaku, dirinya menyadari bahwa perlu keterbukaan informasi kepada publik, tetapi dia menegaskan, hukum harus dijunjung tinggi. Lagi pula, lanjutnya, mungkin saja ada saksi-saksi yang akhirnya enggan memberi keterangan karena keterangannya dibuka di depan umum.

Anggota Pansus dari PDI-P Eva Sundari mengatakan, sebenarnya hal itu tak menjadi masalah. Eva mengatakan, anggota Dewan harus berangkat dari sikap menjamin keterbukaan informasi kepada publik.

"Tapi kalau nanti saksi minta tertutup ya kita tutup. Tapi jangan seolah-olah kita seperti ingin bermurah hati sehingga kita buka. Kita harus menormatifkan hak publik untuk memperoleh informasi. Nanti kita gunakan common sense sajalah. Pada prinsipnya saya mendukung rapat terbuka," ujarnya.

Ahmad Yani dari PPP dan Ahmad Muzani dari Hanura sepakat dengan pendapat Eva. Sementara politisi Demokrat lainnya tetap sepakat dengan Benny. Ketua Fraksi Demokrat Anas Urbaningrum yang juga menjadi anggota Pansus mengkhawatirkan adanya dampak-dampak yuridis terhadap legitimasi hasil kerja Pansus karena tidak menaati hukum yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com