Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APEC Ogah Sepakati Target Penurunan Emisi

Kompas.com - 16/11/2009, 11:08 WIB

SINGAPURA,KOMPAS.com - Para pemimpin APEC menyatakan mustahil mencapai kesepakatan soal target penurunan emisi gas rumah kaca sebelum konperensi di Kopenhagen. Namun, setelah menghadiri KTT APEC di Singapura, para pemimpin dunia tersebut bertekad untuk berupaya menciptakan "hasil yang ambisius" pada konperensi perubahan iklim PBB di Kopenhagen, Denmark, Desember mendatang.

Namun, kelompok negara ini memastikan bahwa target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 50 persen pada tahun 2050 tidak akan mungkin. Dalam deklarasi bersama yang dikeluarkan di akhir KTT dua hari ini, mereka menyebut, "Kami dengan tegas menolak segala bentuk proteksionisme dan menegaskan kembali komitmen untuk tetap membuka pasar dan membatasi diri untuk tidak menaikkan penghalang baru di bidang investasi atau perdagangan barang dan jasa."

Para pejabat mengatakan para pemimpin yang hadir - seperti presiden Barack Obama dan presiden China Hu Jintao - kini memandang pertemuan perubahan iklim PBB di Kopenhagen sebagai "titik awal" bukan tempat terakhir dalam mencapai kesepakatan global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Meski salah satu penyumbang emisi terbesar di dunia, AS adalah salah negara maju yang paling alot untuk menyatakan komitmennya menurunkan emisi.

Salah satu alasan keengganan karena hal tersebut bisa merusak perekonomian. Selain itu, kelompok negara-negara maju saat ini mendesak beberapa negara berkembang seperti India dan China untuk masuk sebagai kelompok yang harus menetapkan target penurunan emisi mengingat saat ini penyumbang emisi terbesar tidak hanya negara-negara maju. 

Seorang pejabat China yang terlibat dalam pembicaraan iklim dunia mengatakan target pengurangan sebesar 50 persen adalah "masalah yang kontroversial bagi komunitas dunia" yang bisa "mengganggu proses perundingan".

Sementara Wakil Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat Mike Froman mengatakan para pemimpin APEC berkesimpulan bahwa sangat tidak realistis untuk mengharapkan kesepakatan internasional yang mengikat penuh untuk dirundingkan dalam waktu singkat dalam 22 hari menjelang konferensi Kopenhagen.

Kegagalan proses negosiasi selama dua tahun sejak Bali Roadmap sebagai peta jalan kesepakatan baru di Kopenhagen ini patut disayangkan. Perbedaan antara negara maju dan berkembang, antara negara kaya dan miskin, serta antara Timur dan Barat, belum bisa dijembatani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com