Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpeng, Tradisi Penuh Misteri

Kompas.com - 12/11/2009, 13:37 WIB

Kacang panjang, kangkung, dan tauge merupakan komponen wajib dalam setiap tumpeng. "Kacang panjang mesti ada dengan harapan si pemangku hajat diberi umur panjang. Kangkung menandakan harapan manusia akan selalu berkembang. Tauge bermakna ketulusan hati dan manusia yang terus tumbuh dan beranak cucu," ujar Murdijati.

Menurut Agnes, ukuran tumpeng sebenarnya tak pernah terdefinisikan jelas. Namun, biasanya diameter tengah tumpeng separuh dari tinggi. "Literatur tentang tumpeng masih jarang. Yang kami ketahui tentang tumpeng pun bisa jadi ada yang salah. Misalnya, pengertian tumpeng dan maknanya," ujar Agnes.

Tradisi Hindu

Pernyataan Agnes bisa jadi benar. Dalam pemaparan Murdijati saat seminar, misalnya, tumpeng merupakan jarwa dosok (istilah) penyederhanaan kata "tumpaking panguripan lan tumindak lempeng tumuju pangeran". Bentuk tumpeng sendiri tinggi runcing yang bermakna menempatkan Tuhan pada posisi puncak yang menguasai alam. Warna nasi putih juga banyak dikaitkan dengan ajaran Islam. Dalam Islam, putih bermakna suci, bersih.

Namun Manu Widyo Seputro, filolog dan pakar Jawa kuno, berpendapat lain. Tumpeng memang ada dalam masyarakat Jawa yang mayoritas Muslim. Namun, perlu diingat, tradisi masyarakat Jawa banyak berpijak dari agama Hindu. Hindu masuk lebih dahulu daripada Islam. Tumpeng ada sebelum Islam masuk Jawa.

"Tumpeng berasal dari bahasa Jawa, yang merupakan sinonim (padanan kata) gunung. Asal muasal tumpeng ini ada dalam mitologi Hindu, di epos Mahabarata. Gunung, dalam kepercayaan Hindu, adalah awal kehidupan karenanya amat dihormati. Dalam Mahabarata dikisahkan tentang Gunung Mandara yang di bawahnya mengalir amerta atau air kehidupan," ujar Manu.

Nasi yang berwarna putih, lanjut Manu, tidak salah jika dikaitkan dengan makna suci seperti ajaran Islam. "Namun, perlu diketahui, dalam Islam, warna yang bermakna Ilahi itu justru hitam. Dalam tumpeng, nasinya dibuat berwarna putih karena dalam ajaran Hindu, putih itu adalah Indra, Dewa Matahari. Matahari adalah sumber kehidupan, yang cahayanya berwarna putih," ujarnya.

Apa yang disampaikan Manu, Murdijati, dan Agnes memberi gambaran bahwa tumpeng masih perlu banyak "digali" asal-usulnya. Selain digali dari pemaknaan merunut ajaran Hindu, Islam, dan sudut pandang masyarakat, juga perlu dicari tumpeng lain yang masih dipegang sebagai tradisi masyarakat di luar Jawa.

Tumpeng, makanan yang "dekat" dengan kita, menyimpan banyak misteri karena belum banyak digali. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com