Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Hak Angket Terlalu Buru-buru

Kompas.com - 11/11/2009, 17:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengakui, fraksinya hingga kini masih menunggu hasil akhir laporan audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam menelusuri adanya dugaan penyimpangan aliran dana ke Bank Century (kini Bank Mutiara) sebesar Rp 6,7 triliun. Ruhut, dalam diskusi di Gedung DPD, Rabu (11/11), kemudian berharap kepada publik untuk bersabar atas sikap akhir partainya dalam kasus ini.

"Hak angket terlalu terburu-buru. DPR lama kan memutuskan menunggu audit BPK. Kalau sekarang ada (rencana pengajuan hak angket) ini politik. Seharusnya,  mekanismenya harus ditunggu. Ingat kita ini para tokoh lho yang selalu diperhatikan," kata Ruhut.

"Kalau memang ada masalah seperti yang diungkap audit BPK, jangan takut Demokrat terdepan. Dan saya yang terdepan untuk tanda tangan," Ruhut menegaskan.

Gayus Lumbuun (PDI Perjuangan) menyatakan, dari data terbaru, saat ini sudah 73 anggota Dewan dari 7 fraksi di DPR yang menandatangani pengajuan hak angket DPR.

"Kasus Bank Century ini harus segera dituntaskan, F-PDIP memotori dan sampai hari ini telah terkumpul 73 (data terbaru) anggota DPR RI yang ikut serta mendukung menandatangani formulir mengenai hak angket dan segera akan kami ajukan ke Bamus dan ke pimpinan, mungkin akan segera ke paripurna," kata Gayus Lumbuun kepada para wartawan.

Eva Kusuma Sundari (PDI Perjuangan), yang juga salah seorang penggagas hak angket, menyatakan, keinginan pengajuan ini merujuk pada laporan BPK sebelumnya. "Dari situ, kita juga menengarai adanya beberapa hal yang memang patut bagi DPR untuk mengambil sikap politik untuk mencari kebenaran," kata Eva Sundari.

"Saya lihat, Presiden mengemukakan, beliau pasang badan terhadap pemberantasan korupsi. Saya berharap komitmen itu terbukti dengan dukungan dari Partai Demokrat terhadap ide ini. Mau tidak mau ini adalah isu kebangsaan, dan kalau konsekuensinya terhadap kekuasaan, maka setiap orang adalah equality before the law," Eva menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com