Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayang, Pemerintah Sering Terlambat Beri Gelar Pahlawan

Kompas.com - 09/11/2009, 14:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pagi ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan gelar pahlawan kepada 12 tokoh nasional dalam sebuah upacara di Istana Negara Jakarta. Gelar pahlawan itu diberikan sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan perjuangan para tokoh di bidang masing-masing.

Pemberian gelar tersebut tentu menjadi bentuk konkret dari perhatian pemerintah terhadap mereka yang berjasa bagi negara. Sayang, pemberian gelar semacam ini kerap terkesan terlambat. "Seharusnya, gelar pahlawan itu sudah mereka terima jauh-jauh hari. Hal itu disebabkan mekanisme pemberian gelar menunggu dari usulan masyarakat. Seharusnya, pemerintah juga pro aktif," kata sejarawan Anhar Gonggong kepada Kompas, Senin (9/11).

Menurut Anhar, keterlambatan itu kembali terjadi hari ini. Anhar mengatakan, ada empat tokoh yang menurutnya sudah sejak lama harus diberi gelar pahlawan, yaitu Laksamana Muda TNI Purnawirawan Yahya Daniel Dharma, Prof Herman Yohanes, dan Keluarga Mendur yaitu Frans dan Alex Mendur.

Yahya Daniel Dharma atau yang juga dikenal dengan nama John Lee adalah perwira yang berani menerobos pertahanan laut Belanda dan Inggris untuk mendapatkan senjata ketika perjuangan revolusi. Sementara itu, Herman Yohanes berjasa dalam membuat bom untuk membantu perjuangan revolusi, termasuk sarana lainnya, seperti pembangkit listrik mini saat serangan umum 1 Maret di Yogyakarta.

Lalu, Frans Mendur dan Alex Mendur adalah fotografer saat pembacaan Proklamasi oleh Presiden Soekarno di Pegangsaan. Meskipun hanya memotret, jasa kakak-beradik ini terbilang sangat besar. Sebab, berkat perjuangannya memendam negatif foto di dalam tanah dekat sebuah pohon di halaman kantor harian Asia Raya, sejarah bangsa kini bisa kita saksikan. Kala itu pun, berkat foto-foto tersebut, berita kemerdekaan Indonesia bisa disiarkan melalui Indonesien Pers Photo Serice (Ippos) dan tersebar ke seluruh dunia.

Berkaitan dengan itulah, Anhar mendorong adanya perubahan aturan main mengenai penetapan seseorang sebagai pahlawan. Selain usulan dari rakyat, penting pula dipertimbangkan sikap pro aktif dari pemerintah sendiri, untuk memerhatikan putra bangsa yang telah berjasa bagi negeri.

Sebanyak delapan pahlawan lain yang ditetapkan hari ini adalah:

  1. Ahmad Subarjo, tokoh pergerakan yang pernah menjadi delegasi Indonesia menghadiri kongres antiimperialisme di Belgia, 1927.
  2. KH Ahmad Sanusi, anak kyai yang berjasa dalam pergerakan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Ia tercatat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat dan aktif dalam perundingan dan penandatanganan perjanjian Renville.
  3. Sutan Muhamad Yamin atau Kroeng Raba Nasution pernah menjadi Gubernur Sumatera Utara dan aktif dalam pengusiran pasukan Jepang.
  4. Sultan Muhammad Salahudin, ia berjasa sebagai pejuang yang aktif di pergerakan nasional.
  5. Sri Suhunan Pakubuwono X, ia berjasa dalam melawan pemerintahan Belanda. Ia aktif dalam pergerakan nasional Indonesia dan mendorong masyarakat Jawa memasuki masa modernisasi.
  6. Herudi Kartowisastro, mantan Kepala Badan Standardisasi Nasional dan Kepala Penelitian Iptek TMII
  7. Usmar Ismail, beliau berjasa sebagai seniman, penyair, dramawan, dan wartawan.
  8. Sapto Hudoyo, ia berjasa sebagai seniman dan budayawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com