Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fibromyalgia, Penderita di Indonesia Tertinggi

Kompas.com - 03/11/2009, 02:43 WIB

Sejumlah ahli saraf di Asia Tenggara selama lima tahun terakhir ini menaruh perhatian serius terhadap gejala fibromyalgia atau gejala nyeri kronis yang menyebar di seluruh bagian tubuh. Hal itu karena dampak munculnya rasa nyeri kronis ini dapat mengganggu kualitas hidup manusia hingga produktivitasnya menurun.

Dalam konferensi South East Asia Fibromyalgia Awarness Concerns and Trends Survey (SE Asia Facts) pertama kali di Asia Tenggara yang diselenggarakan di Thailand, Selasa (27/10), terungkap pula bahwa fibromyalgia merupakan suatu gejala penyakit tersendiri yang berbeda dengan gejala nyeri lainnya yang muncul pada penderita rematik maupun psikosomatik.

Rasa nyeri yang timbul pada penderita fibromyalgia umumnya di luar rasa nyeri pada umumnya. Bahkan, seorang penderita bisa mengeluh kesakitan meski hanya disentuh tubuhnya. Rasa nyeri itu menjalar di beberapa bagian tubuh, seperti pundak, dada, dan kaki, dan terjadi terus-menerus.

Rasa nyeri itu juga diikuti rasa lelah sehingga si penderita merasa tak bergairah. Umumnya, mereka juga sulit tidur pada malam hari dan mengalami kelelahan pada pagi hari. Gejala itu menyebabkan sebagian besar penderita fibromyalgia menurun kualitas hidupnya.

Tak banyak dipahami

Dalam konferensi yang disponsori produsen obat Pfizer itu, President Thailand Association for the Study of Pain Profesor Pradit Prateepavanich menunjukkan hasil surveinya bahwa gejala fibromyalgia ini juga baru dipahami oleh sebagian kecil kalangan kedokteran, baik dokter umum maupun ahli saraf. Itulah yang menyebabkan gejala rasa nyeri yang dideklarasikan oleh kalangan kedokteran di Amerika sekitar tahun 1980-an itu jarang terdiagnosa dengan baik.

Seorang pasien fibromyalgia, katanya, biasanya baru dapat memperoleh diagnosa yang tepat setelah berpindah-pindah memeriksakan kesehatannya ke beberapa dokter hingga menemukan dokter yang paham betul gejala rasa sakit tersebut.

”Seorang penderita bisa mengalami gejala rasa nyeri ini sampai bertahun-tahun hingga dia menemukan dokter yang dapat memberikan terapi yang tepat,” katanya.

Seorang pasien fibromyalgia asal Thailand, Angela Chiarapurk (33), mengaku, dia menderita rasa nyeri kronis meluas sejak usia 24 tahun. Setelah berobat ke sembilan dokter dan sejumlah terapis selama delapan tahun, dia didiagnosa fibromyalgia setelah menemui Pradit.

Selama itu, dia mengaku setiap hari menderita rasa nyeri pada kepala, leher, hingga kaki secara terus-menerus. Untuk mengurangi rasa sakitnya itu, dia harus menambal kursi kerjanya dengan bantal.

Diderita perempuan

Hasil survei SE Asia Facts yang dijalankan Pradit dengan melibatkan 506 penderita fibromyalgia di lima negara Asia Tenggara menunjukkan, gejala rasa nyeri itu sebagian besar dialami perempuan dengan perbandingan sembilan perempuan berbanding satu orang laki-laki.

Responden dari Indonesia dalam survei itu merupakan yang terbanyak mengaku mengalami rasa nyeri kronis meluas sebagai karakteristik menonjol pada fibromyalgia.

Kendati demikian, Pradit mengaku belum dapat mengetahui apa penyebab hingga fibromyalgia banyak diderita perempuan. Begitu pula dengan kecenderungan banyaknya penderita fibromyalgia di Indonesia.

Bahkan, untuk mendiagnosa fibromyalgia, menurut Pradit, dibutuhkan empati maupun kesabaran seorang dokter untuk mengurai sejarah kesehatan si pasien. Hanya dengan cara itu fibromyalgia dapat didiagnosa. ”Diagnosa yang mendalam ini sangat dibutuhkan karena faktor penyebab fibromyalgia sangat kompleks, baik dipengaruhi oleh biologis, mental, dan sosial kultural pasien,” kata Pradit.

Untuk mengurangi rasa nyeri kronis itu, menurut Kepala Makati Pain Control Clinic, Philippines Henry Lu, seorang penderita fibromyalgia dapat menjalankan olahraga maupun yoga secara teratur. Dengan berolahraga, otot yang bergerak dapat menstimulus otak untuk membangun keseimbangan tubuh.

Namun, itu pun, lanjutnya, baru sebatas bukti klinis. Pihaknya mengaku masih belum dapat mengetahui faktor apa yang menyebabkan olahraga dapat mengurangi rasa nyeri pada penderita fibromyalgia. Fibromyalgia memang masih mengandung misteri....(MADINA NUSRAT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com