Yon bercerita tentang imigran gelap asal Indonesia di Belanda. ”Waktu itu dia tertangkap dan diborgol. Pas dibuka kulitnya lecet. Si polisi takut sekali dan langsung mencari cream untuk mengobatinya. Ada juga imigran gelap yang tertangkap dan kebetulan dia punya cincin emas. Pas dipulangkan ke Indonesia, cincin itu dikira mau disita sehingga diserahkan temanku. Eh, polisinya menolak.”
Tidak hanya mahasiswa. Esti Veronika, facebookers yang juga ibu rumah tangga dengan dua anak dari Cikarang, Bekasi, mengatakan, ”Saya menjadi ragu dengan pemerintah sekarang. Padahal, pada pemilu lalu saya memilih Pak SBY. Mana janji Bapak untuk memberantas korupsi?”
”Kami enggak bisa dibohongi lagi. Kami tahu sekarang bahwa yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Hati kami bicara, Pak Bibit dan Chandra tidak salah,” kata Johana, karyawati swasta yang juga facebookers dari Lampung.
Para facebookers ini mewakili sebagian suara rakyat. Siapa sesungguhnya di balik ”gerakan” ini? ”Saya rakyat biasa yang marah dengan kemungkaran di negeri ini,” kata Usman Yasin, yang membuat dan menjadi pengelola ”Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Rianto”.
Usman Yasin adalah dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jambi yang juga mahasiswa program doktor di Institut Pertanian Bogor. Kamis siang itu dia baru saja mengikuti ujian doktoral.
”Saya menyalakan televisi untuk melepas lelah setelah ujian. Namun, saya justru melihat berita Pak Bibit dan Chandra ditahan. Hati saya tak tahan lagi dengan ulah lembaga penegak hukum. Saya pikir mereka sewenang-wenang,” katanya.
Lalu, secara spontan, Usman Yasin pun membuat akun gerakan dukungan di jejaring sosial Facebook. ”Saya bukan anggota partai, juga bukan politisi. Saya juga tidak kenal dengan Pak Bibit dan Chandra, tetapi hati saya mengatakan mereka berani dan benar,” ujarnya lagi.
Apa tak takut ditangkap karena mengkritik penguasa? ”Saya siap dipanggil. Tetapi, ini murni suara dari rakyat. Suara ini tidak bisa dibungkam,” kata Usman Yasin.
Dalam pengantarnya di gerakan sejuta dukungan itu, Usman Yasin menulis, ”Bersalah atau tidak, kita yang berada di luar sistem mungkin merasa terganggu dengan kejadian demi kejadian yang menimpa Chandra dan Bibit. Bukan tidak mungkin kasus semacam ini seperti gunung es. Sesungguhnya mungkin banyak Chandra dan Bibit yang lain yang juga mengalami nasib sama.”