Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tifatul Sembiring Kembangkan ICT di Segala Lini

Kompas.com - 21/10/2009, 22:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com  - Jika selama ini sektor teknologi dan informasi identik dengan dunia masa depan yang serba canggih, maka Tifatul Sembiring ingin memberikan sentuhan citra yang berbeda.   Presiden PKS itu berpendapat sudah saatnya sektor ICT (Information Communication and Technology) diarahkan untuk berkonsep ramah lingkungan.

"Kalau saya mendapat amanah, saya ingin mewujudkan Indonesia yang informatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengimplementasikan teknologi yang merakyat dan ramah lingkungan," kata pria kelahiran Bukittinggi, Sumbar, 28 September 1961 itu.

 Tifatul saat ini sudah resmi mengemban jabatan Menteri Telekomunikasi dan Informatika (Menkominfo) Kabinet Indonesia Bersatu  II periode 2009-2014.   Ayah 9 anak itu bertekad menerapkan sejumlah teknologi yang adaptif bagi lingkungan hidup di antaranya konsep green BTS untuk sektor telekomunikasi.

Ia mengupayakan agar menara telekomunikasi dan BTS-nya menyuplai energi bukan lagi dari solar sehingga tidak perlu lagi menarik panjang kabel-kabel PLN.  "Kita akan sinergi dengan Departemen Pertanian agar mereka menyiapkan biogas dari kotoran sapi untuk menyuplai listrik bagi BTS," kata anak pasangan M. Ruman Sembiring dan Darnis M. Noor itu.

Saat banyak orang meragukan kapasitas dan programnya sebagai Menkominfo, Tifatul mengatakan, segala sesuatu melalui proses pembelajaran. Ia mengaku tidak asing lagi dengan persoalan teknis karena sebelumnya dia telah bertahun-tahun akrab dengan permasalahan itu.     "Saya selama delapan tahun menangani teknis mengefisiensikan bahan bakar," kata suami Sri Rahayu Purwatiningsih itu.

Selepas tamat dari Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer, Jakarta, Tifatul melanjutkan studinya ke International Politic Center for Asian Studies Strategic Islamabad, di Pakistan.  Pada 1982 ia bekerja di PT PLN di bagian pusat pengaturan beban Jawa-Bali-Madura sampai 1989. Sejak tahun ini, Tifatul bertekad menekuni bisnis mandiri dan bermetamorfosis sebagai Direktur Asadudin Pres di Jakarta.

Sejak masih duduk di bangku sekolah, Tifatul sudah aktif di berbagai organisasi mulai Pelajar Islam Indonesia (PII) hingga Korps Mubaligh Khairu Ummah.  Pada 1990-an, dia sempat menjadi aktivis di Yayasan Pendidikan Nurul Fikri.

Pria itu juga tercatat sebagai salah satu pendiri Partai Keadilan, yang kemudian berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kiprahnya gemilang, hingga setahun kemudian dinobatkan menjadi Humas partai tersebut. Dia hanya perlu waktu satu tahun untuk kemudian  menjabat sebagai Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah I Bagian Sumatra.

Pada Oktober 2004, dia menjadi Pejabat Sementara Presiden PKS sampai dengan April 2005. Saat itulah kehidupannya berubah. Dia  semakin sibuk dengan dunia partai politik, manakala resmi ditetapkan sebagai Presiden PKS.

ICT Semua Lini                           
Kehidupan Tifatul Sembiring sekeluarga segera berubah pascaresmi menjabat sebagai Menkominfo.  Meski begitu, istri Tifatul, Sri Rahayu Purwatiningsih, mengaku siap mendukung tugas-tugas kepala rumah tangganya itu. "Kami sudah terbiasa dengan ritme Bapak yang dari dulu selalu sibuk dengan tugas-tugas. Kami sudah sangat memahami dan akan terus mendukung," kata ibu 9 anak itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com