Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Wabah Obesitas!

Kompas.com - 18/08/2009, 21:16 WIB

KOMPAS.com - Meskipun beberapa grup etnik di Afrika Utara memandang wanita yang gemuk adalah cantik dan merupakan simbol kekayaan dan kesuburan, sekitar 300.000 penduduk berkurang setiap tahunnya di Amerika Serikat akibat obesitas (kelebihan berat badan).

Obesitas berada di peringkat kedua sebagai penyebab kematian yang seharusnya dapat dicegah di dunia, menyusul rokok pada peringkat teratas.

Berbagai penelitian menunjukkan, obesitas menghabiskan biaya lebih dari 100 miliar dollar Amerika tiap tahunnya. Obesitas tidak hanya mempengaruhi penampilan luar seseorang, tapi juga secara fisiologis dan psikologis.

Obesitas diakibatkan oleh beberapa faktor: genetik, metabolisme, kebiasaan (makanan yang dikonsumsi dan gaya hidup) lingkungan dan kebudayaan.

Gen dan metabolisme mempengaruhi berat badan seseorang 25 hingga 40 persen. Meski gen dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena obesitas, namun gen bukanlah satu-satunya faktor kenapa seseorang berlebihan berat badannya.

Bagi kebanyakan orang, obesitas terjadi akibat konsumsi makanan berlebihan dan kurang aktivitas. Disinilah faktor lingkungan dapat mempengaruhi orang terkena obesitas. Gaya hidup masyarakat barat modern menyebabkan orang melakukan diet yang salah dan malas berolahraga. Restoran cepat saji selalu menyediakan makanan berukuran besar. Gaya hidup yang sibuk pun kerap membuat kita makan di luar rumah, sehingga konsumsi makanan diproses dan tidak sehat terus terjadi.

Kebiasaan makan yang buruk juga cenderung turun temurun dalam keluarga – meskipun metabolismenya tidak sama, namun kebiasaaan dalam keluarga atau kebiasaan yang kita pelajari dari orang tua, juga memegang peranan penting. Obesitas yang terjadi pada anak merupakaan indikasi kuat bahwa nantinya si anak tersebut akan mengalami masalah kesehatan terkait dengan berat badannya.

Ayuthinee Singhakowinta, MD.  MSc. (Clinical Epidemiology) Ketua Diabetes and Metabolic Center, Phyathai Hospital, Thailand

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com