Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Sabtu petang, menegaskan, operasi terorisme tak akan berhenti pascapenyerbuan di Temanggung, Solo (Jawa Tengah), dan Jatiasih, Bekasi (Jawa Barat), Jumat (7/8) hingga Sabtu.
Seusai menerima laporan Kapolri, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar jumpa pers di Kantor Kepresidenan. Presiden Yudhoyono yakin, dengan laporan rinci operasi penegakan hukum yang dilakukan aparat kepolisian di tiga lokasi secara maraton dapat mengungkap semua mata rantai aksi terorisme akhir-akhir ini. Operasi penegakan hukum adalah tugas negara untuk melindungi keselamatan rakyat Indonesia.
Presiden Yudhoyono pun memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian atas kinerjanya. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun memberikan apresiasi.
Ditanya soal mayat yang ditemukan di rumah apakah itu Noordin M Top, Kapolri dalam jumpa pers mengatakan, ”Kita belum berani sebutkan siapa yang bersangkutan. Harus dicek DNA-nya dengan pihak keluarga dan istri, silakan lihat. Dengan demikian, kita tidak katanya, tidak menduga-duga.”
Meskipun spekulasi yang berkembang jenazah tersebut diduga sebagai Noordin M Top, hingga Sabtu malam Asludin Hatjani, pengacara dari Arina Rahmah— istri dari laki-laki yang mirip Noordin—menyebutkan, polisi belum meminta Arina atau pihak keluarga untuk mengenali jenazah tersebut.
Dalam penyerbuan maraton tim polisi antiteror di Kedu, Temanggung, sekitar pukul 09.30 ditemukan jenazah pria di kamar mandi dengan luka tembak di beberapa titik tubuhnya. Polisi menyerbu rumah milik Muhjahri (60) itu sejak Jumat sekitar pukul 16.00.
Jenazah pria itu lalu dievakuasi dengan peti jenazah sekitar pukul 10.15 dan tiba di RS Polri Sukanto pukul 16.48.
Penyerbuan terhadap pria misterius itu bermula dari keterangan Aris (30) dan Hendra (28)—keponakan dari Muhjahri—yang ditangkap Jumat. Menurut Muhjahri, pria misterius itu empat hari lalu atau Senin dibawa ke rumahnya oleh Aris dan Hendra dari Jatiasih, Bekasi.
Anak Muhjahri, Tataq Lusiyanto (30), tahun 2006 ditangkap polisi terkait pengeboman Hotel JW Marriott 2003. Keberadaan Tataq kini tak jelas.