Ditempat ini, telah disiapkan sebuah kendaraan yang siap untuk melancarkan aksi bom bunuh diri. IB atau Boim, direkrut untuk menjadi sopir mobil tersebut. Di TKP Jatiasih, polisi menemukan testimoni serangkaian aksi bom berikutnya.
Amir juga memberikan keterangan, bahwa bom mobil akan diledakkan setelah tanggal 17 Agustus. Selain itu, disiapkan pula rencana pengeboman di Istana Presiden dan kediaman pribadi Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
Pemilihan lokasi Jatiasih juga mempertimbangkan jaraknya yang dekat dengan Sikeas. Jarak tempuh hanya sekitar 12 menit.
6 Agustus
Polisi mulai melakukan operasi serentak di 3 wilayah yaitu Temanggung, Solo dan Bekasi. Mulai dirangkum informasi dari para tersangka, mengenai fisik Noordin M Top, seperti tinggi badan, dan sebagainya.
Selain Noordin, polisi juga memburu SJ, perekrut pelaku bom bunuh diri. Sosok AJ yang merupakan pembuat bom dan anak didik Dr. Azahari pin menjadi buruan.
Di Solo, polisi mulai mengintai dua target yaitu Air Setiawan dan Eko Peyang.
7 Agustus
Air Setiawan dan Eko mengendarai mobil Mitsubishi Jet Star dari Solo. Terdapat bom pipa di dalam mobil tersebut. Menurut Kapolri, bom itu siap dilemparkan ke petugas kepolisian. Akhirnya, keduanya ditembak mati karena melakukan perlawanan saat penyergapan di Jatiasih, Jawa Barat.
Di Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, polisi yang sudah melakukan pengintaian beberapa waktu, menangkap tiga tersangka yaitu Arif, Hendra, dan Muzahri. Arif dan Hendra ditangkap di pasar, sementara Muzahri diamankan sepulang bertani sore hari.