JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam waktu dua hari, Tim Densus 88 dan aparat kepolisian berhasil menggerebek dua sarang terorisme di Bekasi, Jawa Barat dan Temanggung, Jawa Tengah. Dari penggerebekan ini, tiga orang dinyatakan tewas dan lima lainnya ditangkap dalam keadaan hidup. Kelompok jaringan teroris Noordin M Top yang diringkus ini, terlibat dalam aksi bom Mega Kuningan pada 17 Juli lalu.
Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Hanuri mengatakan, meski berhasil melumpuhkan salah satu sel kelompok Noordin, pihaknya tidak akan berhenti melakukan pengungkapan. "Buronan masih banyak. Jadi bukan operasi yang hari ini berakhir. Aparat kami masih kerja keras," ujar Bambang, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (8/8) petang.
Ia mengatakan, penggerebekan yang dilakukan di dua safe house teroris dalam waktu bersamaan, sudah dirancang sejak terjadinya bom Mega Kuningan. Kemudian, diputuskan untuk bergerak serentak di tiga titik yaitu Temanggung, Solo dan Jati Asih. Akan tetapi, penyergapan di Solo terhenti karena target buruan lolos akibat gencarnya pemberitaan dari Temanggung.
Dari dua penggerebekan, tiga teroris yang tewas adalah Air Setiawan, Eko (penggerebekan di Jatiasih) dan satu teroris yang belum diketahui identitasnya tewas dalam penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah. Pria yang ditemukan tewas di kamar mandi ini diduga sebagai Noordin M Top akan tetapi, polisi masih menunggu hasil tes DNA. Sementara, lima teroris yang ditahan adalah Ibrahim, Yayan, Aris, Hendra dan Muzahri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.