JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan mengimbau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar jangan menggunakan peristiwa bom JW Marriott dan Ritz-Carlton sebagai panggung politik.
Sebelumnya, dalam pidatonya, Jumat (17/7) sore di Istana Negara, SBY secara implisit menyatakan bahwa pelaku pengeboman diduga pihak yang kecewa dengan hasil Pemilu Presiden 2009.
"Dari peristiwa Bom Bali hingga Kedutaan Besar Australia, diketahui pelaku merencanakan aksi pengeboman sejak lama, bukan satu-dua hari. Mereka perlu menyiapkan bahan, membentuk tim, survei lokasi, dan lainnya. Jadi, jangan gunakan ini sebagai panggung politik," ujar Trimedya kepada para wartawan, Jumat di depan Ritz-Carlton, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta.
Trimedya menambahkan, mengaitkan kejadian pengeboman ini dengan hasil pilpres adalah tindakan yang terlalu melebarkan masalah. Pidato SBY dinilai menciptakan kecemasan baru ke tengah-tengah masyarakat. Trimedya juga mengkritisi tindakan SBY yang menunjukkan gambar-gambar kelompok tembak tertentu yang menggunakan fotonya sebagai sasaran tembak.
"Jika sudah ada gambarnya, berarti pelakunya sudah ditangkap. Jadi, apa kaitan gambar tersebut dengan kejadian ini," ketus Trimedya.
Menurut Trimedya, DPR belum memiliki rencana memanggil Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri terkait kejadian ini. DPR, kata Trimedya, memberikan waktu kepada pihak kepolisian untuk segera mengungkap otak di balik aksi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.