Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Jadi Menteri atau Parpol?

Kompas.com - 14/07/2009, 22:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta menegaskan, ia akan melepaskan jabatan sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) jika ia masih dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ketentuan melarangnya adanya perangkapan jabatan sebagai menteri dan ketua umum partai.     

"Ya, peraturan harus dijalankan. Sekarang belum. Akan tetapi, jika peraturannya begitu, ya saya harus jalankan. Tidak apa-apa. Kalau memang harus dipilih, ya itu pilihan saya sebagai menteri. Tentu, saya harus merelakan dan tidak menjabat lagi, karena banyak yang masih memiliki peluang sebagai ketua umum," tandasnya, saat ditanya Kompas, seusai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (14/7) sore.

Meutia mengakui, baik sebagai menteri maupun sebagai ketua umum parpol sebenarnya sama pentingnya. "Saya kira semuanya penting. Cuma memang harus pilih salah satu. Jika tidak ada keharusan merangkap, saya juga harus melihat apakah saya memang bisa memimpin keduanya. Tentu, itu akan ada kelebihan dan kekurangannya. Karena jabatan ketua umum itu bukan yang utama, akan tetapi bagaimana bekerja," tambahnya.

Sebelumnya, kepada Kompas, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok, Senin (13/7), mengatakan, menteri yang akan dipilih oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jika ia berasal dari partai politik disebutkan tidak boleh merangkap jabatannya juga sebagai ketua umum partai politik. Sebab, akan mengganggu konsentrasi bekerja.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali mengatakan, sebetulnya yang diharapkan dari menteri-menteri berlatar belakang parpol adalah mengendalikan parlemen, selain menjalankan roda pemerintahan di bidangnya.

Memang, bisa jadi terputus akses mengendalikan parlemennya jika dipisah. "Akan tetapi, saya memang belum sampai pada pemikiran ke situ untuk mundur sebagai ketua umum jika memng saya dipercaya sebagai menteri lagi," ujar Suryadharma, seraya menambahkan sejauh ini tidak ada ketentuan UU untuk melarang perangkapan jabatan.

Adapun Menko Kesra Aburizal Bakrie, yang mengaku siap dipilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar menggantikan Muhammad Jusuf Kalla, mengatakan, ia tidak akan duduk di dalam pemerintahan jika ia terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. "Saya akan bekerja penuh memajukan Partai Golkar," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Nasional
Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com