Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial Curiga Militer Terlibat Kekerasan di Papua

Kompas.com - 14/07/2009, 21:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Imparsial menduga pihak militer terlibat dalam kasus kekerasan yang berturut-turut terjadi di Papua sejak tiga hari lalu. Hingga kini, korban tewas bertambah menjadi tiga orang, setelah kemarin anggota Polda Papua, Brigadir Dua Merson Pettipelohi, ditemukan tewas terbunuh.

"Kami menduga ada oknum-oknum militer yang ikut bermain di sini," kata Direktur Eksternal Imparsial Poengky Indarti, Selasa (14/7) di kantor Imparsial, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Kecurigaan ini, menurut Poengky, didasari analisis bahwa aksi kekerasan ini dilakukan oleh pihak-pihak yang sangat terlatih dan profesional.

Menurut Direktur HAM Imparsial Al Araf, kekerasan yang terjadi di Papua baru-baru ini dilakukan secara sistematis dan terencana. Para pelakunya sudah sangat ahli dalam menggunakan senjata api dan memahami kondisi medan setempat.

"Kecil kemungkinan pelakunya adalah kelompok separatis OPM. Konsolidasi mereka sudah tidak solid. Persenjataannya pun tidak memadai untuk melakukan penyerangan seperti yang sudah terjadi baru-baru ini," kata Al Araf.

Menurut Poengky, dengan kondisi penyerangan yang begitu sistematis dan terencana, hanya kelompok-kelompok terlatih seperti aparat militer yang sanggup melakukan serangan semacam itu. "Pelaku kekerasan di Papua bisa dikelompokkan menjadi dua. Yang pertama adalah mereka yang melakukan kekerasan karena persoalan ideologis dan satu lagi adalah mereka yang melakukan kekerasan karena dibayar oleh kelompok tertentu," katanya.

Poengky mensinyalir ada pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan Papua berada dalam kondisi yang aman dan kondusif. "Mereka inilah yang bisa jadi merekrut dan mendanai oknum-oknum yang terlatih seperti militer untuk melakukan kekerasan ini," kata Poengky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com