Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stop Investasi Asing di Kelapa Sawit

Kompas.com - 30/06/2009, 18:35 WIB

PADANG, KOMPAS.com — Pemprov Sumatera Barat menghentikan penambahan investasi asing di bidang kelapa sawit. Lahan yang masih tersedia dirancang untuk membangun kebun bagi masyarakat miskin di tiap kabupaten/kota.

Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi, Selasa (30/6), mengatakan, penghentian masuknya investasi baru di bidang perkebunan kelapa sawit dilakukan karena jumlah lahan kosong yang dapat digunakan untuk perkebunan, semakin menipis.  

Sumatera Barat sudah tidak punya lahan yang luas lagi untuk perkebunan. Lahan yang potensial untuk perkebunan di Sumatera Barat tinggal sekitar 40.000 hektar, itu pun terpencar-pencar. Di sisi lain, ada kebutuhan lahan untuk permukiman warga, pertanian, serta pertambangan. 

"Karena itu, kami pertahankan investasi asing cukup segini saja dan mengarahkan lahan yang masih ada untuk kepentingan masyarakat," kata Gamawan.

Pemikiran untuk menghentikan investasi asing di bidang perkebunan kelapa sawit ini, menurut Gamawan, muncul ketika ada investor asal Malaysia hendak berinvestasi di Sumatera Barat baru-baru ini. Investor hanya mengalokasikan tidak lebih dari 20 persen lahan pada petani plasma.

Sedikitnya jumlah luas lahan yang dikelola petani plasma ini membuat Gamawan enggan untuk memberikan izin masuk bagi investor asing di sektor perkebunan sawit. Justru muncul gagasan penghentian investasi asing di perkebunan sawit dan merancang pengelolaan lahan kebun sawit untuk dikelola masyarakat.

Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Barat Afriadi Laudin mengatakan, luas kebun sawit milik perusahaan asing di Sumatera Barat mencapai 54.166 hektar. Luas kebun itu dimiliki 12 perusahaan.

Sementara itu, total luas kebun milik perusahaan 129.400 hektar yang dikelola 36 perusahaan. Luas kebun milik perusahaan ini masih di bawah jumlah kebun sawit yang dikelola perorangan. Seluruh kebun sawit di Sumatera Barat seluas 327.653 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com