Dalam proses, dia menemukan peran etanol sebagai pengusang cepat untuk memprediksi daya simpan benih. Penemuan itu memberi dia gelar doktor dari IPB, sementara S-2 didapat dari Mississippi State University.
Tentang paradigma, Prof Sadjad melihat itu sebagai komitmen intelektual untuk masyarakat yang tidak dibatasi dinding laboratorium dengan menulis pemikirannya melalui media massa.
Tulisan pertama terbit di Gema Islam tahun 1964, "Kiai dan Pertanian". Setelah itu dia menulis di berbagai media massa, yang terbanyak di Kompas. “Kalau tulisan termutakhir dimuat, jumlahnya 300 buah,” kata dia.
Dia juga sudah menghasilkan 150-an tulisan ilmiah dan 20 buku. Sudah 170 mahasiswa S-1 dia bimbing, 20 mahasiswa S-2, dan 10 mahasiswa S-3 sebagai ketua tim pembimbing. Dia meninggalkan penerus di laboratorium benih, sebagian besar berpendidikan S-3, dua bahkan sudah profesor.
Kini, waktunya diisi dengan menulis. Semua ditulis tangan sambil duduk di kursi malas ruang tengah karena kata dia, jari-jarinya tidak mau diperintah mengetik, hasilnya banyak yang salah.
Berpulangnya anak perempuan bungsu dan dua cucunya karena tsunami di Banda Aceh 2004 sangat memukul Prof Sadjad.
“Saya shock sekali. Empat tahun menata perasaan setelah istri meninggal, lalu putri dan dua cucu saya menyusul. Dia dosen Syiah Kuala, PhD matematika,” kata Prof Sadjad.
Prof Sadjad tidak mau hidupnya patah. Kesedihan dia tumpahkan dengan menulis lima buku. “Yang terakhir mengenai otobiografi saya,” kata dia.
Biodata Prof Emeritus Dr Ir Sjamsoe’oed Sadjad MSc:
Tempat/tanggal lahir: Madiun, Jawa Timur; 24 Juni 1931
Pendidikan: