Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sjamsoe'oed Sadjad Tidak Putus Berbagi Pengetahuan

Kompas.com - 25/06/2009, 05:39 WIB

Luas sawah 8 juta hektar dan bila per meter dihargai Rp 100.000, maka seluruh lahan sawah itu bernilai Rp 8.000 triliun. Kok bisa dengan aset begitu besar petani menjalani usaha taninya dengan harkat begitu rendah?

Itu karena cara berpikir dengan mengukur petani dari kepemilikan tanah, sementara sebagian besar petani hanya memiliki 0,3 hektar. Itu stigma menyengsarakan.

Mengubah cara pandang itu?
Harus ditumbuhkan kesadaran dan gerakan dari bawah. Di IPB baru ada seminar tentang bank pertanian yang dihadiri Menteri Pertanian dan Deputi Bank Indonesia. Bank pembangunan pertanian adalah cara memberi modal kepada petani. Daripada uang triliunan diberikan untuk bantuan langsung tunai (BLT), lebih baik untuk modal bank pertanian.

Jadi, petani dididik menggunakan modal untuk mengembangkan usaha. Besarnya pinjaman disesuaikan dengan tabungan dia.

Sistem industri pertanian?
Paradigma saya, ada univalensi. Maksudnya, membangun desa artinya membangun pertanian dan sebaliknya. Karena desa dan pertanian harus menyatu, maka harus menjadi desa industri. Industri di sini adalah industri alternatif, seperti makanan, garmen, tenun, batik, atau kerajinan berbasis desa.

Di sini berpikir harus dalam sistem dan subsistemnya, pemangku kepentingan di sana, yaitu perbankan, swasta, koperasi, dan perguruan tinggi.

Subsistem swasta adalah mereka yang bergerak di bidang pertanian, seperti hypermarket. Mengapa dimusuhi? Kalau petani tahu ada pasar yang mapan, maka dengan mental industrial dia akan berproduksi dengan efisiensi dan mutu tinggi, mengusahakan nilai tambah dan pembagian keuntungan tinggi. Hal seperti itu mendorong petani berpikir rasional.

Koperasi untuk mengorganisasikan petani karena dapat mengakomodasi kearifan lokal, seperti gotong royong, tenggang rasa, kepedulian.

Peran perguruan tinggi, saya mendorong pendamping profesional untuk petani, diambil dari jalur profesional, program diploma, yang sekarang mentok sampai D-3. Seharusnya sampai D-4 setingkat S-1, diteruskan ke spesialis-1 setingkat magister dan spesialis-2 setingkat doktor karena peraturan Departemen Pendidikan Nasional membolehkan.

Produk, proses, paradigma
Sebagai intelektual, Prof Sadjad merasa harus menghasilkan produk, proses, dan paradigma. Produk sudah dia hasilkan dalam pekerjaan sebagai dosen ilmu dan teknologi benih, berupa alat pengecambah benih dan menemukan kertas merang sebagai media tumbuh benih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com