JAKARTA, KOMPAS.com-- Wartawan yang menerima 'amplop' atau materi yang diberikan oleh narasumber guna mempengaruhi pemberitaan masih menjadi perdebatan. Capres Jusuf Kalla menegaskan dirinya tidak pernah memberikan 'amplop' kepada wartawan berbagai media, terlebih dengan tujuan untuk mempengaruhi pemberitaan.
"Tiap hari ada di running teks, wartawan saya tidak menerima amplop. Saya taat kepada media," kata Jusuf Kalla, saat dialog capres tentang Kebebasan Pers, di Auditorium TVRI, Jakarta, Senin ( 22/6 ) malam. Jawaban JK tersebut langsung mengundang tepuk tangan hadirin yang hadir.
Dialog tersebut menghadirkan lima panelis, yakni Wakil Ketua Dewan Pers Leo Batubara, Pemimpin Redaksi Tempo Bambang Hari Murti, Sekjen Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Bekti Nugroho, Wartawan Senior Kompas Budiarto Shambazy, dan Mantan Direktur Utama TVRI Sumitha Tobing.
Namun, saat ditanya apakah perlu dikeluarkan larangan yang tegas bagi wartawan yang menerima 'amplop', JK menjawab tidak perlu. Alasannya, kata JK, tidak semua media memberikan upah yang layak bagi wartawannya.
"Saya kira tidak perlu. Soalnya amplop kan bisa isinya surat, macam-macam juga. Dan tidak semua media memberikan uang transport yang cukup," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.