PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Calon wakil presiden (cawapres) Wiranto menilai Indonesia akan semakin tertinggal dari negara lain bila pemimpin tidak memiliki keberanian menetapkan angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi. "Kita sudah ketinggalan sehingga tanpa ada kecepatan dan keberanian mematok angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin bisa susul ketertinggalan dari negara lain," kata Wiranto di Palangkaraya, Sabtu (20/6) petang.
Wiranto mengemukakan hal itu saat kampanye dialogis bersama sekitar 500 pendukungnya di Gedung Pertemuan Umum Tambun Bungai, Palangkaraya, dalam rangkaian kegiatan kampanye nasionalnya sebagai cawapres dari Partai Golkar dan Partai Hanura. Kampanye Wiranto molor sekitar tiga jam dari jadwal yang seharusnya digelar pukul 14.00 WIB diundur menjadi pukul 17.15 WIB karena padatnya kegiatan kampanye pagi yang dilakukan di Palembang.
Wiranto mengakui, Indonesia telah mengalami kemajuan dari masa ke masa dan telah dikelola dengan baik oleh pemerintahan terdahulu, baik saat masa Megawati, maupun Susilo Bambang Yudhoyono. "Tetapi kemajuan itu belum cukup membawa Indonesia unggul dalam persaingan global dan belum cukup sejahterakan masyarakat," katanya.
Oleh karena itu, Wiranto dan pasangannya, Jusuf Kalla, berani mematok bahwa angka pertumbuhan ekonomi delapan persen sebagai langkah akselerasi. "Tanpa kecepatan ini, tidak mungkin bisa menyamai posisi negara lain yang sudah maju," katanya.
Wiranto memaparkan bahwa masih ada banyak penduduk menderita
kemiskinan dan menganggur dengan angka yang juga fluktuatif. Sasaran yang ingin dicapai pemerintah saat ini menekan angka kemiskinan dari 16,8 persen menjadi 8,4 persen selama lima tahun hingga 2009 juga dinilainya belum tercapai.
"Kemiskinan dan pengangguran menjadi hal pokok yang masih dihadapi Indonesia ke depannya," ujar Wiranto.