Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Para Capres Terperangkap dalam

Kompas.com - 19/06/2009, 12:54 WIB

KOMPAS.com- Peforma tiga calon presiden pada Debat Capres malam tadi dinilai hanya mengedepankan penampilan yang "baik-baik" saja, penuh kesantunan dan tidak berani bersinggungan dengan perdebatan.

Aksi saling dukung yang ditampilkan dipilih sebagai jalan aman akan ketakutan dicap sebagai sosok yang "tidak santun" oleh masyarakat.

Akan tetapi, pilihan "santun" ini, menurut Direktur Strategic of Political Intelligence, Hamid Basyaib, mengaburkan substansi masalah yang seharusnya menjadi bahan perdebatan para calon. Akhirnya, masing-masing tidak bisa menjanjikan sesuatu langkah konkrit yang akan dilakukan jika terpilih sebagai pemenang.

"Kesantunan tidak bisa menjadi ukuran. Itu untuk etika sosial saja. Tapi kalau diterapkan dalam kehidupan politik belum tentu tepat. Dalam politik, kebenaran yng disembunyikan, ketidakbenaran yang tidak diungkapkan, akan menjadi masalah serius," ujar Hamid, Jumat (19/6), di Jakarta.

Ia mengakui, sebagian masyarakat Indonesia masih menuntut kesantunan dari para pemimpinnya. "Tapi kewajiban pemimpin memberi arahan yang tepat pada kecenderungan kultural di masyarakat, karena tidak semua nilai budaya itu bagus," kata dia.

Hamid melihat, cengkeraman "kesantunan" sangat luar biasa membelit para capres pada debat malam tadi. Kesan debat yang tidak muncul justru membuat citra ketiganya anjlok bagi masyarakat yang mendambakan aksi debat memukau. "Dan gejala (kesantunan) ini mengkhawatirkan bagi dinamika politik dan demokrasi," ujar Hamid.

Ahli Filsafat Politik UI Rocky Gerung berpendapat, para capres mulai terperangkap dengan pencitraan. Salah satunya dengan menampilkan kesan santun. "Padahal, teori kesantunan itu palsu," kata Rocky.

Kesantunan yang mulai menggejala pada para politisi juga diakui oleh anggota DPD, I Wayan Sudirta. Ia juga melihat ada fenomena penancapan citra santun, sehingga membuat para politisi takut mendapatkan cap tidak baik dari masyarakat.

"Kalau kita lihat, jadinya sekarang ini, orang yang santun lebih dihargai daripada orang yang berbicara jujur dan apa adanya. Ini kan sangat memprihatinkan," kata Wayan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Nasional
Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Nasional
Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Nasional
Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Nasional
DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

Nasional
Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Nasional
Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Nasional
Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Nasional
Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-'bully'

Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-"bully"

Nasional
Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Nasional
Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Nasional
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Nasional
Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com