Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersama Seniman, Boediono Kunjungi Studio Mendut

Kompas.com - 14/06/2009, 14:40 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Calon wakil presiden (cawapres) Boediono datang mengunjungi Studio Mendut di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Di tempat ini, dia menyaksikan pentas dan memperdalam pemahaman tentang kesenian, bidang yang selama ini tidak pernah disebut-sebut dalam visi dan misi tiga pasangan calon presiden dan cawapres 2009.

Dalam durasi waktu sekitar dua jam, Studio Mendut menampilkan 14 kelompok kesenian dari Kelompok Seniman Lima Gunung. Kesenian yang ditampilkan kemarin di antaranya adalah gejulan dari Dusun Gejayan, Kecamatan Pakis, topeng jas dari Dusun Warangan, Kecamatan Pakis, dan topeng kencono serta topeng saujana, dari Dusun Keron, Kecamatan Sawangan.

Turut hadir pula dalam acara tersebut, budayawan Eros Djarot, sastrawan Goenawan Mohammad, sastrawan Ayu Utami, juru bicara tim sukses SBY-Boediono Rizal Malarangeng, dan politikus dari Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Roy BB Janis.

Awalnya, Boediono cukup menyaksikan di kursi penonton yang berada pada posisi lebih tinggi dari halaman yang digunakan untuk pentas. Dia pun tampak antusias memukul kentongan kecil, mengiringi pentas trunthung semesta yang ditampilkan membuka acara pentas. Sesekali, dia pun turut meniup terompet.

Namun, sekitar 15 menit sebelum acara berakhir, dia pun bergeser ke halaman pentas, duduk di tanah bergabung dengan para pemain gejulan, yang semuanya adalah anak-anak. Dia pun ikut mengiringi setiap pertunjukan dengan bertepuk tangan keras-keras.

Boediono mengatakan, suguhan berbagai pentas kesenian ini menjadi sesuatu yang baru bagi dia. Sekaligus, ini pun membuka diakuinya semakin membuka cakrawala dan pandangan dia bahwa bentuk kreativitas selalu muncul dari bawah.

"Landasan dari kreativitas ini adalah jiwa yang bebas, dinamis, dan tidak terkekang oleh berbagai aturan ketat," ujarnya. Dengan kreativitas ini, Boediono menyakini, kesenian semacam ini akan terus tumbuh dan tidak akan punah, ataupun tergerus pengaruh globalisasi.

Untuk ke depan, jika nantinya terpilih sebagai wakil presiden, maka dia pun berjanji akan membuat program-program di bidang kesenian dan kebudayaan secara umum, dan juga membuat program terkait pengembangan budaya dan kesenian lokal.

Eros Djarot mengatakan, acara ini dapat menjadi ajang pembelajaran bagi para calon pemimpin bangsa seperti Boediono. Dengan menyaksikan ini, maka mereka pun dapat mengetahui banyak hal di masyarakat bawah, yang sepatutnya mendapat perhatian dan dikembangkan. "Para calon pemimpin tersebut sepatutnya tahu di tempat seperti Studio Mendut inilah, dilahirkan local genius seperti yang kita saksikan sekarang ini," ujarnya.

Pemilik Studio Mendut Sutanto Mendut mengatakan bahwa pada dasarnya politik dan ekonomi adalah bidang yang berada di bawah kebudayaan. "Kami berharap, agar di tangan para pemimpin bangsa, terminologi ini tidak diputarbalikkan," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Boediono dan Sutanto Mendut saling bertukar cendera mata buku. Sutanto juga menyerahkan dua anak jalanan bernama Pipin dan Khusnul Khatimah, untuk kemudian dijadikan sebagai anak angkat. Boediono menyanggupi dan berjanji menyekolahkan keduanya hingga sarjana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com